RI Akan Memiliki Pabrik Emas Terbesar dengan Produksi 50 Ton Per Tahun

RI Akan Memiliki Pabrik Emas Terbesar dengan Produksi 50 Ton Per Tahun

RI Akan Memiliki Pabrik Emas Terbesar dengan Produksi 50 Ton Per Tahun.--

JAKARTA, RAKYATEMPATLAWANG.DISWAY.ID - PT Freeport Indonesia akan segera mengoperasikan smelter tembaga terbesar di dunia, yang terletak di Gresik, Jawa Timur.

Direktur PT Freeport Indonesia, Tony Wenas, mengungkapkan bahwa smelter tersebut memiliki kapasitas untuk memproduksi hingga 50 ton emas per tahun, bersama dengan 600 ribu ton katoda tembaga dan 150-200 ton perak.

Tony juga menyebut bahwa pembangunan smelter ini akan diikuti dengan pembangunan precious metal refinery, yang mampu mengolah mineral mentah berharga seperti emas dan perak. 

BACA JUGA:Pelarian Berani Peretas Palestina dari Mossad, Diselamatkan oleh Intelijen Turki

Pernyataan ini sejalan dengan yang diungkapkan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan.

Luhut menyoroti kontribusi Freeport selama 60 tahun beroperasi di Indonesia, mencatat bahwa hasil penjualan emas tersebut bisa digunakan untuk membangun infrastruktur dengan nilai hingga US$ 250 miliar.

Proyek smelter tembaga ini, seperti dilaporkan dalam Laporan Kinerja dan Operasional Freeport-McMoran (FCX) Kuartal II 2023, telah mencapai kemajuan signifikan dengan konstruksi yang diperkirakan selesai pada pertengahan 2024 dengan biaya sekitar US$ 3,0 miliar.

BACA JUGA:Muba Siap Tingkatkan Keamanan Siber

Smelter ini, disebut sebagai smelter single line terbesar di dunia, diestimasi dapat menyerap 1,7 juta ton konsentrat tembaga per tahun, dengan produk katoda tembaga mencapai 600 ribu ton per tahun.

Selain itu, smelter akan menghasilkan produk sampingan termasuk emas dan perak murni, asam sulfat, terak tembaga, dan gipsum.

Diperkirakan proyek ini akan menciptakan 150 ribu lapangan kerja, dengan mayoritas pekerja berasal dari Indonesia.

BACA JUGA:Pj Gubernur Sumsel Pimpin Apel Kesiapsiagaan Penanggulangan Bencana

Proyek lainnya, seperti ekspansi PT Smelting dan Precious Metal Refinery, juga sedang dalam tahap konstruksi dengan target penyelesaian pada akhir 2024. Total biaya proyek ini mencapai US$ 775 juta. (Pad)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: