Harta Karun Nabi Sulaiman Ditemukan di Israel, 'Ladanium 5' dan Jejak Hubungan Geopolitik

Harta Karun Nabi Sulaiman Ditemukan di Israel, 'Ladanium 5' dan Jejak Hubungan Geopolitik

ILUSTRASI.--

RAKYATEMPATLAWANG.DISWAY.ID - Pada tahun 2012, tim arkeolog Israel menggali kekayaan sejarah di kawasan Ophel, Jerusalem, dan menemukan 'harta karun' berupa guci.

Guci-guci ini, termasuk salah satunya yang diberi label "Ladanium 5," ternyata merupakan peninggalan dari pemerintahan Raja Solomon atau Nabi Sulaiman dalam tradisi Islam.

Meskipun penemuan ini berlangsung 11 tahun yang lalu, baru-baru ini arkeolog Daniel Vainstub dari Universitas Ibrani Yerusalem berhasil mengurai teka-teki makna tulisan yang terukir di leher guci. 

BACA JUGA:Kisah Ajaib Kelahiran Fatimah Az Zahra, Dampingan Malaikat dan Cahaya Surgawi

Menurutnya, kata "Ladanium 5" merujuk pada getah tanaman aromatik yang digunakan untuk membuat dupa atau kemenyan, dikenal sebagai Labdanum atau Cistus Ladanifer.

Uniknya, tulisan tersebut diukir menggunakan aksara Arab Selatan Kuno dalam bahasa Sabaean, yang pada umumnya digunakan pada zaman Alkitab di Semenanjung Arab, khususnya di Kerajaan Sheba yang kini menjadi Yaman. 

Para arkeolog percaya bahwa ini merupakan tulisan tertua yang menggunakan aksara Arab Selatan Kuno yang ditemukan di Israel.

BACA JUGA:Berikut Beberapa Tips Memasak Daun Pepaya Agar Tidak Terasa Pahit

Temuan ini tidak hanya menyoroti kekayaan budaya dan sejarah Nabi Sulaiman, tetapi juga mengungkapkan hubungan geopolitik pada masa itu.

Enam guci besar lain yang ditemukan mendukung ide bahwa ada "hubungan yang jelas" antara Raja Sulaiman dan Kerajaan Sheba.

Penelitian ini mengungkap peran penting Kerajaan Sheba dalam membudidayakan tanaman yang digunakan untuk parfum dan dupa. 

BACA JUGA:Ancaman Deepfake Terhadap Integritas Pemilu 2024, Banjir Video dan Foto Palsu Ancam Pemilu 2024

Sementara itu, Kerajaan Sulaiman mengontrol rute perdagangan yang melintasi gurun Negev menuju dermaga Mediterania, menjadi tempat ekspor barang-barang berharga.

Melalui pembacaan prasasti di guci, kita tidak hanya memahami keberadaan penutur Sabaean di Israel pada masa Raja Sulaiman, tetapi juga mendapatkan wawasan tentang sistem hubungan geopolitik di wilayah tersebut pada waktu itu, seperti yang diungkapkan oleh Daniel Vainstub.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: