Menggali Konflik Horizontal di Situs Megalitik Gunung Padang, Koin Mas nya Mau Dikemanakan !

RAKYATEMPATLAWANG.DISWAY.ID - Dalam rimba sejarah Indonesia, Gunung Padang telah menjadi saksi bisu dari peradaban kuno yang mengundang rasa ingin tahu dan perdebatan yang hangat.

Tersembunyi di antara hamparan megahnya, situs megalitik ini memunculkan pertanyaan yang menggelitik tentang akar sejarah bangsa.

Dalam upaya menggali lebih dalam akan misteri yang menyelimuti Gunung Padang, sebuah perjalanan penelitian telah dimulai untuk mengungkap konflik horizontal yang tak terduga dan mencari jawaban terkait koin emas misterius yang ingin diidentifikasi asal-usulnya.

Artikel ini mengajak pembaca untuk menjelajahi alur sejarah dan konflik yang tersembunyi di balik situs megah ini, sambil menyoroti teka-teki yang terus berkembang dari masa ke masa.

BACA JUGA:Kota Emas yang Hilang Penemuan Revolusioner di Mesir

Situs megalitik Gunung Padang di Cianjur, Jawa Barat, telah menjadi pusat perhatian yang menarik dan kontroversial.

Di balik keindahannya dan sejarahnya yang kaya, tersembunyi konflik horizontal yang muncul pada tahun 2012.

Konflik ini melibatkan perselisihan pandangan antara para arkeolog, sebagai kelompok ahli yang telah menyelidiki situs ini selama bertahun-tahun, dan masyarakat lokal yang berpendapat bahwa pemanfaatan situs harus mencakup manfaat langsung bagi komunitas setempat.

Latar Belakang Konflik Situs Gunung Padang dianggap sebagai situs megalitik terbesar di Asia Tenggara dan diyakini jauh lebih tua dari Piramida Giza di Mesir.

BACA JUGA:Tamparan Keras Dari Peneliti Situs Gunung Padang ke Jokowi, Perlindungan Terhadap Situs Bersejarah Diabaikan

Namun, daya tariknya sebagai warisan budaya telah memicu perbedaan pendapat yang signifikan tentang bagaimana situs ini seharusnya dikelola dan dimanfaatkan.

Kelompok arkeolog, terdiri dari peneliti dan ahli dalam bidang arkeologi, mengamini pentingnya menjaga nilai budaya dan sejarah situs ini.

Mereka mendorong agar situs ini dikelola secara ilmiah dan profesional untuk mempertahankan keaslian serta warisan budayanya.

Di sisi lain, masyarakat lokal yang tinggal di sekitar situs melihat potensi lain dalam pengelolaan Gunung Padang.

Sumber: