Cerita Rakyat Bireuen: Legenda Paya Nie, Ketika Tanah Kering Berubah Menjadi Rawabendungan
Cerita Rakyat Bireuen: Legenda Paya Nie, Ketika Tanah Kering Berubah Menjadi Rawabendungan--
BACA JUGA:Tjerita Deri Satoe Setan: Kisah Hantu dalam Perang Aceh
Suara guntur menggelegar, dan air bah naik dengan cepat. Putroe terperangkap dalam lumpur dan akhirnya tenggelam tanpa jejak.
Ketika Cut Nie kembali, dia tidak melihat anaknya dan rumahnya lagi.
Ia juga tersedot oleh rawa-rawa yang muncul tiba-tiba.
Dari saat itu, tempat ini dinamai "Paya Nie" sebagai penghormatan terhadap Cut Nie dan Putroe Nie yang hilang dalam musibah tersebut.
BACA JUGA:Legenda Sedih Tentang Kura-Kura dan Kupu-Kupu
Dahulu, Paya Nie adalah padang kering dan luas.
Namun, setelah peristiwa tersebut, Paya Nie berubah menjadi bendungan yang berfungsi sebagai sumber air untuk mengaliri sawah di sekitarnya.
Tempat ini juga menjadi tempat di mana masyarakat mencari ikan air tawar seperti ikan gabus, gurami, dan bawal untuk dikonsumsi sehari-hari.
Beberapa masyarakat bahkan memanfaatkannya sebagai tambak untuk memelihara berbagai jenis ikan air tawar.
Legenda Paya Nie adalah contoh yang menarik dari bagaimana sejarah dan budaya lokal dapat membentuk lanskap geografis dan cara hidup masyarakat di suatu daerah.
Kisah ini juga menjadi pengingat akan pentingnya menjaga janji dan menghormati tradisi, sekaligus mengingatkan kita akan nilai-nilai dan legenda yang melekat pada tempat-tempat yang unik di seluruh dunia. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: