Asal-usul Tebing Peninjauan: Legenda Kerajaan di Kecamatan Rawas Ulu, Sumatera Selatan
Muratara.--
BACA JUGA:Fenomena Hujan Darah dalam Perspektif Al-Quran, Hujan Katak dan Hujan Darah, Kisah dalam Al-Quran
Beberapa tahun berlalu, Pangeran Mas merasa bahwa saatnya untuk meminta pembagian hasil dari ternaknya.
Namun, Raja Kubang menolak untuk membagi hasil dengan alasan bahwa semua kerbau itu miliknya.
Ini melanggar perjanjian sebelumnya, dan Pangeran Mas merasa dikhianati.
Marah dan putus asa, Pangeran Mas memutuskan untuk meminta bantuan kepada Raja Empedu di Negeri Hulu Sungai Nusa.
BACA JUGA:Cerita Rakyat Kalimantan Selatan: Legenda Ular Dandaung dan Putri Raja
Raja Empedu setuju untuk membantu dan bersama-sama mereka merancang rencana untuk mengembalikan kerbau-kerbau tersebut.
Strategi yang mereka gunakan adalah membagi pasukan menjadi dua.
Pasukan pertama membuat keramaian dan hiruk pikuk di Negeri Kubang dengan pertunjukan seni dan tari pedang, sementara pasukan kedua mengepung dan membakar pemukiman penduduk.
Dengan taktik ini, mereka berhasil memaksa Raja Kubang untuk menyerah dan mengembalikan semua kerbau ke Pangeran Mas.
BACA JUGA:Menelisik Makam Kuno di Gunung Padang, Ternyata Begini Ceritanya
Dalam ucapan terima kasih, Pangeran Mas memberikan putrinya, Putri Darah Putih, kepada Raja Empedu sebagai permaisuri.
Pasangan ini kemudian hidup di Negeri Hulu Sungai Nusa, sementara Pangeran Mas merindukan putrinya.
Sejak itu, tebing tempat Pangeran Mas sering pergi untuk meninjau Negeri Hulu Sungai, tempat putrinya tinggal, dikenal sebagai Tebing Peninjauan.
Legenda ini menjadi bagian dari sejarah dan budaya Kecamatan Rawas Ulu, Sumatera Selatan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: