Mengapa Gunung Padang Disebut Punden Berundak?

Mengapa Gunung Padang Disebut Punden Berundak?

Situs Gunung Padang.-Istimewa/Internet.-

Susunan batu-batu pada setiap bagian bangunan punden menunjukkan pola yang berbeda, baik pada susunan tangga naik, dinding teras, maupun bangunan teras itu sendiri. 

Keunikan arsitektur ini menjadi salah satu alasan mengapa Gunung Padang menarik perhatian dunia arkeologi.

Pada tahun 1998, Situs Gunung Padang secara resmi dijadikan cagar budaya oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, berdasarkan Surat Keputusan Mendikbud No. 139 M tahun 1998. 

Penetapan ini mengakui pentingnya situs megalitik ini dan melindunginya sebagai warisan budaya yang berharga.

BACA JUGA:Sejarah Gunung Padang, Situs Kuno yang Mengundang Perhatian Dunia Dekat Gunung Melati

Gunung Padang terletak di puncak bukit dengan ketinggian mencapai 885 meter di atas permukaan laut, secara administratif berada di Desa Cimenteng, Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur. 

Lokasinya berjarak sekitar 50 kilometer sebelah barat daya Cianjur, dan berkoordinat geografis 6°57' LS - 107°1' BT. Situs megalitik ini menempati area seluas 3.094,59 meter persegi, menjadi salah satu peninggalan bersejarah yang masih menyimpan banyak misteri yang perlu dipecahkan oleh para peneliti masa depan. 

Penjelasan Apa Itu Punden Berundak

Punden berundak adalah salah satu bentuk bangunan suci kuno yang memegang peranan penting dalam pemujaan roh leluhur. 

BACA JUGA:Sejarah Gunung Padang, Situs Kuno yang Mengundang Perhatian Dunia Dekat Gunung Melati

Makna dan fungsi punden berundak dapat ditemukan dalam buku "Sejarah Kuningan" karya Edi S. Ekadjati (2021) serta penelitian oleh Bagyo Prasetyo dalam jurnal "Persebaran dan Bentuk-bentuk Megalitik Indonesia: Sebuah Pendekatan Kawasan" (2013).

Punden berundak, sebagaimana namanya, memiliki ciri khas berupa struktur bertingkat-tingkat atau berundak-undak. 

Bangunan ini menggambarkan keyakinan bahwa nenek moyang berada di puncak gunung. 

Tingkatan-tingkatan dalam punden berundak melambangkan perjalanan roh nenek moyang ke dunia arwah, dengan puncak gunung yang dilambangkan oleh menhir, yaitu batu tegak yang seringkali menjadi simbol puncak tersebut.

BACA JUGA:Unik Desa Gavarnie di Prancis Mengatasi Turis Di Larang Bermobil

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: