Batu Gong atau Batu Gamelan Jejak Bersejarah di Gunung Padang yang Dipukul Mengeluarkan Irama Musik
Salah satu daya tarik yang memikat para pengunjung adalah batu-batu gamelan yang tersebar di teras pertama punden perundak Gunung Padang. Inilah cerita tentang batu gong yang menggema dengan kekayaan sejarah dan seni budaya yang mendalam.-Istimewa/Internet.-
Batu Gong atau Batu Gamelan Jejak Bersejarah di Gunung Padang yang Dipukul Mengeluarkan Irama Musik
RAKYATEMPATLAWANG.DISWAY.ID - Gunung Padang, salah satu situs bersejarah terkemuka di Indonesia, telah lama menjadi tujuan bagi para sejarawan dan pecinta seni.
Salah satu daya tarik yang memikat para pengunjung adalah batu-batu gamelan yang tersebar di teras pertama punden perundak Gunung Padang. Inilah cerita tentang batu gong yang menggema dengan kekayaan sejarah dan seni budaya yang mendalam.
Ketika memasuki teras pertama di Gunung Padang, pengunjung akan menemui sebuah batu penanda yang memiliki bentuk memanjang dan kemampuan unik: memantulkan suara.
BACA JUGA:Batuan Situs Gunung Padang Cianjur Penuh Misteri, Ada Batu Singgasana!
Batu ini adalah apa yang dikenal sebagai "batu gamelan" atau "batu gong." Ini adalah jenis batuan yang sangat berbeda dari yang ditemukan di situs Gunung Padang lainnya.
Yang menjadikan batu gamelan ini istimewa adalah kemampuannya menghasilkan suara yang menyerupai alat musik gamelan ketika dipukul dengan batu seukuran sekepal.
Ada dua batu gamelan yang menarik perhatian di teras pertama ini: batu Bonang yang terletak di bagian timur dan batu kecapi yang berada di bagian barat.
Tidak mengherankan, batu-batu gamelan ini telah menarik banyak orang yang memiliki minat dalam seni dan musik.
Orang-orang datang ke Gunung Padang dengan membawa kemenyan dan bunga, berharap mendapatkan inspirasi untuk menjadi seniman yang sukses.
Mereka percaya bahwa suara-suara yang diproduksi oleh batu gamelan ini dapat menginspirasi kreativitas mereka.
Kegiatan musik di Gunung Padang begitu meriah, dan masyarakat sekitar sering kali mendengar suara gamelan, wayang, dan suara kecapi pada malam Senin dan Rabu.
Suara-suara ini memberikan nuansa magis dan menghidupkan kembali tradisi seni yang khas dari masa lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber:
- Share:
