Misteri dan Keajaiban Sumatera Barat: Eksplorasi Destinasi Wisata Alam, Religi, dan Budaya yang Menawan

Misteri dan Keajaiban Sumatera Barat: Eksplorasi Destinasi Wisata Alam, Religi, dan Budaya yang Menawan

--

Lokasi ini tidak hanya menawarkan keindahan juga menyimpan banyak misteri tempat wisata yang menghubungkan kayu tanam dengan Padang panjang yang melintasi Bukit Barisan menuju Minangkabau konon dikisahkan orang-orang yang mendaki bukit ini mengalami hal yang sangat tragis.

 BACA JUGA:Pusaka Luhur Nusantara: Mengejar Jejak Istana Nabi Sulaiman dalam Peradaban Kuno Indonesia, Simak Disini!

Orang dari pesisir yang pergi menuju Minangkabau mengalami perampokan san Mayat dibunuh tinggalkan begitu saja di bukit atau dilempar di sekitar batu akhirnya Bukit Batu runcing disebut juga Tambun Tulang.

Lubang Basoro

Lubang basoro berada di kota sawalunto Sumatera Barat merupakan bekas tambang batubara yang bersejarah.

Dibangun dari zaman kolonial Belanda dapat kisah seram di sana yang bikin teman merinding tentang orang rantai.

Lembah Basworo berlokasi di jalan Muhammad Yazid Lembah Segar Kota Sawahlunto nama Mbah Suro diambil dari seseorang penambangnya disegani oleh pekerja tambang lainnya.

BACA JUGA:Antara Dua Alam: Dika dan Cerita Magis Pertemuannya dengan Putri Sakti dari Bunian 

Lubang Mbah soero diyakini punya panjang puluhan KM namun hanya 186 meter saja yang dibuka untuk wisata.

Itu pun sudah diberi fasilitas berupa lampu besi untuk pegangan tangan ventilasi dan tangga sejak tahun 1898 sampai akhir tahun 1930 bank tersebut digunakan pemerintah kolonial Belanda untuk menambang batubara.

Nah tahukah kamu batubara di sana di tersebut lebih baik dibanding batubara yang ada di Kalimantan.

BACA JUGA:Inilah Daftar 5 Pejuang Indonesia Terkenal Kebal Peluru, Tak Terluka Meski Ditembaki Tentara Belanda

Berbading terbalik 180° dengan nilai tambangnya, kisah-kisah para pribbumi yang jadi penambang batubara di lubang Mbah soero bisa membuat kita mengerenyitkan dahi, mereka dikenal dengan sebutan orang rantai.

Mereka adalah para pribumi yang membangkang dan tahann politik tapi mengapa disebut manusia rantai sebab kaki tangan dan leher mereka selalu dirantai.

Setiap waktu orang-orang rantai jumlahnya bisa ratusan diperlakukan dengan tidak manusiawi dan mereka bekerja siang-malam dan tidak diberi makan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: