Jarang Diketahui, Ternyata Ini SejarahTradisi Pantauan Bunting di Kabupaten Lahat
Tradisi pantauan bunting--
Terdapat tradisi warisan budaya yang masih mengakar sampai saat ini yaitu Pantauan Bunting, yaitu Pengantin akan diajak keliling kampung bersama dengan rombongan Karang Taruna.
Pada saat pelaksanaan pesta pernikahan biasanya diadakan dua hari, hari “Nyembelih” dan hari “Jadie”.
BACA JUGA:Datang Ke Dukun Dalam Perspektif Hukum Menurut Ustad Abdul Somad
Pada hari pertama atau hari Nyembelih akan diadakan adat istiadat yang masih sering dipakai yaitu Pantauan Bunting.
Dalam tradisi ini, selain karang taruna ada juga Bujang dan Gadis Ngantat yang bertugas ikut kemana saja pengantin serta menyiapkan segala keperluan pengantin, seperti membalik sandal pengantin, mengambilkan makanan, dan membenahi make-up pengantin wanita jika sudah belepotan.
BACA JUGA:10 Cara Menemukan Ide Artikel yang Menarik yang Perlu Kamu Ketahui
Dimana Bujang Ngantat bertugas membantu pengantin pria dan Gadis Ngantat bertugas membantu pengantin wanita.
Dalam rombongan pun terdapat satu orang yang biasa disebut sebagai “Penunde”, yaitu orang yang akan menentukan rute perjalanan.
BACA JUGA:Mitos Malam Satu Suro 2023 Jatuh pada Tanggal Berapa? Dilarang Keluar Rumah!
Biasanya yang menjadi Penunde ini adalah anggota senior dari karang taruna yang sudah berpengalaman dalam mengikuti tradisi Pantauan ini.
Penunde ini akan menjadi pemimpin perjalanan.
BACA JUGA:Menelisik 5 Fakta Malam 1 Suro, Salahsatunya Kekuatan Mistis yang Luar Biasa
Kadang ia harus siap beradu argument dengan ibu-ibu yang menginginkan rumahnya dinaiki terlebih dahulu padahal tidak sesuai rute.
Nah, ternyata beragam tradisi yang menunjukan kebiasaan yang memperkaya budaya daerah. Termasuk adat yang wajib ada saat ngagokkah adalah Pantauan Bunting. Acara keliling kampung sambil makan-makan tersebut wajib dilakukan setiap pengantin.
BACA JUGA:Mempunyai Kekuatan Mistis Kuat, Jangan Lakukan Ini Pada Malam 1 Suro
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: