Penetapan Hari Lebaran Diperkirakan akan Berbeda

Penetapan Hari Lebaran Diperkirakan akan Berbeda

Ilustrasi--

BACA JUGA:Imbauan Polri, Waspadai H-2 Lebaran

Prasyarat utama untuk terwujudnya unifikasi kalender hijriah, yaitu harus ada otoritas tunggal.

Otoritas tunggal akan menentukan kriteria dan batas tanggalnya yang dapat diikuti bersama.

BACA JUGA:Libur Lebaran Sampai Kapan? Ini Perubahan Jadwal Libur Nasional dan Cuti Bersama 2023

Sedangkan kondisi saat ini, otoritas tunggal mungkin bisa diwujudkan dulu di tingkat nasional atau regional.

“Penentuan ini mengacu pada batas wilayah sebagai satu wilayah hukum (wilayatul hukmi) sesuai batas kedaulatan negara. Kriteria diupayakan untuk disepakati bersama," pungkas Thomas, dikutip dari brin.go.id

BACA JUGA:Bisa Masuk Ngak Bisa Keluar: Apes Dua Pemuda, Niat Cari Modal Mudik Malah Berlebaran di Penjara

Sementara itu, Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah sudah menetapkan Idul Fitri I Syawal 1444 H, pada Jumat 21 April 2023.

Sekretaris PP Muhammadiyah, Muhammad Sayuti menjelaskan, awal Syawal atau Idul Fitri yang ditetapkan Muhammadiyah dengan pemerintah kemungkinan berbeda.

BACA JUGA:Spesifikasi Jalan Tol Indralaya-Prabumulih Tidak 'Kaleng-kaleng' Siap Digunakan Mudik Lebaran

Karena Muhammadiyah memakai hisab hakiki wujudl hilal, sementara pemerintah berpedoman pada kriteria Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS).

“Potensi perbedaan ada pada awal Syawal dan Zulhijah hal ini karena menurut kriteria MABIMS bulan bisa dilihat pada tinggi bulan sekurang-kurangnya 3 derajat dan elongasinya 6,4 derajat,” jelasnya dikutip dari muhammadiyah.or.id.

BACA JUGA:Beli Mobil Sekarang Nyicilnya Boleh Habis Lebaran, Buruan Stok Terbatas!!

Sementara itu, Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir mengingatkan supaya jika terjadi perbedaan jangan dijadikan sebagai sumber perpecahan.

Karena umat Islam di Indonesia memiliki pengalaman dalam perbedaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: