Penetapan Hari Lebaran Diperkirakan akan Berbeda

Penetapan Hari Lebaran Diperkirakan akan Berbeda

Ilustrasi--

JAKARTA, RAKYATEMPATLAWANG.DISWAY.ID – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memperkirakan penetapan Idul Fitri 1 Syawal 1444 H, akan berbeda antara Muhammadiyah dan pemerintah.

Pasalnya, perbedaan metode. Pemerintah berpedoman pada kriteria Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS), yaitu dengan tinggi minimal 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat (3-6,4).

BACA JUGA:Polres Pagaralam Petakan Jalur Mudik Lebaran

Sementara Muhammadiyah memakai hisab hakiki wujudl hilal.

Peneliti Astronomi dan Astrofisika BRIN, Thomas Djamaluddin menjelaskan bahwa kriteria hilal yang diadopsi adalah kriteria berdasarkan pada dalil syar'i (hukum agama) tentang awal bulan dan hasil kajian astronomis yang sahih.

BACA JUGA:Paska Lebaran, Forum Kades Siapkan 16 Batang Pohon Pinang

Kriteria juga harus mengupayakan titik temu pengamal rukyat dan pengamal hisab, untuk menjadi kesepakatan bersama.

Termasuk Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS).

BACA JUGA:Hadapi Mudik Lebaran, BSI Siapkan Uang Tunai Rp37,6 Triliun

Karena itulah, Thomas menyebut adanya potensi perbedaan terkait Idulfitri 1444.

"Hal ini disebabkan karena pada saat maghrib 20 April 2023, ada potensi di Indonesia posisi bulan belum memenuhi kriteria baru MABIMS,” tambahnya.

BACA JUGA:10 Rekomendasi Kue Lebaran Yang Laris Dijual di Pasar

“Namun di sisi lain, sudah memenuhi kriteria wujudl hilal. Jadi, ada potensi perbedaan, yaitu versi 3-6,4 (MABIMS), 1 Syawal 1444 pada 22 April 2023. Sedangkan versi wujudl hilal (Muhammadiyah), 1 Syawal 1444 pada 21 April 2023," urainya.

Sebab utama terjadinya perbedaan penentuan awal Ramadan, Idulfitri, dan Iduladha yang terus berulang, jelas Thomas, karena belum disepakatinya kriteria awal bulan hijriah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: