Bahasa Paiker, Mulai dari Kata Gombalan Cinta Hingga Kata Kasar

Bahasa Paiker, Mulai dari Kata Gombalan Cinta Hingga Kata Kasar

Ilustrasi orang berbincang dalam bahasa paiker.--

EMPAT LAWANG, RAKYATEMPATLAWANG.DISWAY.ID - Empat Lawang adalah salah satu Kabupaten yang terletak di Provinsi Sumatera Selatan berbatasan dengan Provinsi Bengkulu.

Ada 10 Kecamatan di Kabupaten Empat Lawang yakni Kecamatan Tebing Tinggi, Kecamatan Saling, Kecamatan Talang Padang, Kecamatan Pendopo, Kecamatan Pendopo Barat, Kecamatan Lintang Kanan, Kecamatan Muara Pinang, Kecamatan Sikap Dalam, Kecamatan Ulu Musi, dan Kecamatan Pasemah Air Keruh (Paiker).

Masing-masing Kecamatan memiliki bahasa yang berbeda.

Terkhusus di kecamatan Paiker bahasa yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari yakni bahasa 'DIDe'.

BACA JUGA:Col! Bahasa Empat Lawang Tersulit, Ini Contohnya

Ujung kata dibaca huruf e kecil, bukan huruf E besar. Berikut contoh sebagian bahasa Paiker yang Mimin rangkum dari narasumber orang asli Paiker.

Tuape kulaghan? (Lagi apa?) Ade lukak dide? (Adakah pekerjaan?) Canggeh (Minta barang orang, punya sendiri disimpan) Nak nunak lom bie lukak e, calon lah ade, duit lom metu, nasib petani sape nye ribang.

(Aku mau nikah tapi belum ada modal, Calon sudah ada, uang tidak ada, Cuma jadi petani siapa yang mau).

Aku mpai bangun tidok (Aku baru bangun tidur) Aku nak pegi sekulah (Aku mau pergi ke sekolah) Sape name kaba? (Siapa namamu) Dek bie pajoan ade ayek mati tulah (Tidak ada makanan, ada air putih saja) Dimane kance tinggal? (Dimana tinggal?) Nak kemane? (Mau kemana?).

BACA JUGA:Bahasa Besemah Beraksara Ulu

Aku nak ngerayaw bada kance, Ade tu nek dibahas (Aku mau ke tempat teman, ada yang mau dibahas) Alangka katah sawah, tekeliling bukit (Alangkah banyak sawah, dikelilingi bukit).

Laudem makan? (Sudah makan?) Laudem sembahyang? (Sudah sholat?) Laudem minum? (Sudah minum?) Sabonkah barot dai (Cucikan pakaian dulu) Aku nak ngibal ke ume (Aku mau pergi ke kebun).

Nah, di bawah ini Mimin kasih salah satu pantun gombal khas Paiker, gaes: Sadi mane datange lintah, sadi sawah tughun ke kali, sadi mane datange cintah, sadi mate tughun ke ati.

(Darimana datangnya lintah, dari sawah turun ke kali, darimana datangnya cinta, dari mata turun ke hati).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: