Hati-Hati! Konsumsi Daging Nabati Bisa Tingkatkan Risiko Depresi Hingga 42 Persen

Kamis 19-12-2024,12:52 WIB
Reporter : Adi Candra
Editor : Adi Candra

RAKYATEMPATLAWANG.DISWAY.ID – Penelitian terbaru yang diterbitkan dalam jurnal Food Frontiers mengungkap fakta mengejutkan tentang konsumsi daging nabati.

Meski dianggap sebagai solusi ramah lingkungan, daging nabati ternyata bisa meningkatkan risiko depresi hingga 42 persen bagi para vegetarian yang mengonsumsinya dibandingkan dengan mereka yang tidak.

Studi yang dilakukan oleh peneliti dari University of Surrey, Inggris, ini menganalisis data dari lebih dari 3.300 vegetarian di UK Biobank.

Sekitar separuh dari mereka mengonsumsi daging nabati, sementara sisanya tidak.

BACA JUGA:Putri Disney Ternyata Berisiko Alami Penyakit Serius!

BACA JUGA:Hati-Hati! Suhu Dingin Bisa Picu Nyeri Tulang Belakang, Ini 6 Tips Ampuh Mengatasinya!

Peneliti menemukan bahwa konsumsi daging nabati dikaitkan dengan peningkatan tekanan darah, kadar inflamasi yang lebih tinggi, serta penurunan kadar kolesterol baik (HDL).

Daging Nabati: Solusi atau Masalah Baru?

Daging nabati, yang biasanya terbuat dari protein nabati seperti kedelai, sering dianggap sebagai alternatif berkelanjutan karena membutuhkan lebih sedikit sumber daya alam seperti air, tanah, dan energi dibandingkan daging hewani.

Namun, produk ini masuk kategori ultra-processed food karena mengandung bahan kimia tambahan untuk meniru rasa daging asli.

BACA JUGA:Rahasia Bunga Hibiscus Bisa Turunkan Tekanan Darah Secara Alami, Simak Caranya!

BACA JUGA:Makhana vs Murmura, Mana yang Lebih Efektif Turunkan Berat Badan? Ini Faktanya!

“Daging nabati dapat menjadi alat transisi efektif menuju pola makan vegetarian yang mendukung keberlanjutan. Namun, risikonya, seperti depresi dan inflamasi, perlu diteliti lebih lanjut,” ujar Profesor Anthony Whetton, salah satu penulis studi.

Manfaat dan Risiko Daging Nabati

Meski memiliki dampak negatif, penelitian ini juga menemukan bahwa konsumsi daging nabati dapat menurunkan risiko irritable bowel syndrome (IBS) hingga 40 persen.

Kategori :