Kerajaan Nubia: Rival yang Terlupakan dari Mesir Kuno

Sabtu 10-08-2024,19:10 WIB
Reporter : Mael
Editor : Mael

Mereka mengadopsi banyak tradisi Mesir, termasuk membangun piramida di wilayah Nubia, meskipun dalam ukuran yang lebih kecil.

BACA JUGA:Kisah Letnan Kolonel Abdul Rivai: Perwira TNI yang Membelot ke Pihak Belanda di Jawa Timur

BACA JUGA:Keabsahan Papua dalam NKRI: Menjawab Klaim Cacat Hukum Pepera 1969

Salah satu raja Nubia yang paling terkenal adalah Taharqa, yang memerintah Mesir dan Nubia dari 690 hingga 664 SM.

Taharqa tidak hanya dikenal sebagai pemimpin militer yang hebat, tetapi juga sebagai pelindung seni dan agama.

Dia memperluas kuil-kuil di Thebes dan Karnak, serta memperkuat perlawanan Mesir melawan invasi Asyur.

Meskipun pada akhirnya Nubia kehilangan kendali atas Mesir setelah invasi Asyur, kerajaan ini terus berkembang di selatan.

BACA JUGA:Trem Listrik di Jakarta: Lebih Dulu Ketimbang di Belanda

BACA JUGA:Misteri Taman Sriksetra: Temuan Prasasti yang Mengungkap Kejayaan Sriwijaya!

Pusat kekuasaan Nubia pindah ke Meroë, di mana mereka mengembangkan budaya yang unik dan independen dari Mesir.

Kerajaan Meroë terkenal karena penguasaan teknologi besi dan arsitektur piramida yang khas.

Nubia pada akhirnya mengalami kemunduran karena berbagai faktor, termasuk perubahan jalur perdagangan dan tekanan dari kekaisaran yang lebih besar seperti Romawi.

Namun, pengaruh Nubia masih dapat dirasakan hingga saat ini, terutama dalam seni, arsitektur, dan sejarah Afrika.

Kategori :