Misteri Pelet Jaran Guyang: Kisah Legenda dari Cirebon hingga Kerajaan Gegelang

Jumat 09-08-2024,11:36 WIB
Reporter : Andika
Editor : Andika

RAKYATEMPATLAWANG.DISWAY.ID - Di Cirebon, nama "Jaran Guyang" atau yang kadang disebut juga "Jaran Goyang" bukanlah nama yang asing.

Pelet ini telah melegenda dan dikenal sebagai salah satu ajian pelet paling ampuh yang bahkan keampuhannya dikatakan mampu menembus batas zaman.

Kisah tentang keampuhan pelet Jaran Guyang begitu populer hingga diabadikan dalam berbagai karya seni, salah satunya adalah dalam drama tarling yang berjudul "Baridin."

Dalam drama ini, Baridin digambarkan menggunakan Ajian Kemat Jaran Guyang untuk melumpuhkan perempuan yang diidamkannya.

BACA JUGA:Super Air Jet Siap Melayani Rute Jakarta - Lubuklinggau di Bandara Silampari

BACA JUGA:Pembangunan Jalan Tol Kapal Betung Dipantau Kapolres Banyuasin

Namun, sejarah mencatat bahwa Jaran Guyang awalnya bukanlah nama sebuah ajian, melainkan nama seorang panglima tempur yang tangguh.

Pararaton, sebuah naskah kuno, menyebutkan bahwa Jaran Guyang adalah panglima perang dari Kerajaan Gegelang (Gelang-Gelang) yang memberontak melawan Kerajaan Singasari.

Pasukan yang dipimpin oleh Jaran Guyang memiliki tugas untuk mengacaukan dan mengalihkan perhatian pasukan Singasari, dengan cara meneror dan menakut-nakuti penduduk.

Uniknya, pasukan Jaran Guyang tidak terdiri dari pasukan elit atau utama, melainkan para bajingan liar yang direkrut oleh Kerajaan Gegelang.

BACA JUGA:Tragis, Pelajar SMP di Palembang Diduga Jadi Korban Malapraktik Oknum Bidan

BACA JUGA:Pemerintah Siapkan Skema Pembelian Beras untuk ASN

Ini menjelaskan mengapa dalam film fiksi seperti "Tutur Tinular," pasukan Jaran Guyang digambarkan sebagai pasukan yang terdiri dari anak buah Mpu Bajil dan Dewi Sambi, sepasang bajingan terkenal di wilayah Singasari.

Meskipun begitu, nama Jaran Guyang kemudian melekat sebagai simbol kekuatan yang menakutkan, baik sebagai seorang panglima perang maupun sebagai ajian pelet yang melegenda.

Pelet Jaran Guyang sendiri menjadi bagian dari tradisi mistis yang masih dipercaya oleh sebagian masyarakat hingga kini, terutama di wilayah Cirebon dan sekitarnya.

Kategori :