Namun, gempa bumi yang terjadi di tengah perjalanannya menyebabkan istana ambles ke tanah.
Dalam peristiwa tersebut, Simbar Kencana dan suaminya selamat.
Karena hilangnya istana dan berhentinya aktivitas pemerintahan, dibentuklah pemerintahan darurat di Talaga.
Palembang Gunung mendirikan istana baru di Walang Suji, yang kini dikenal sebagai Desa Kagok.
Ia berusaha memproklamasikan dirinya sebagai raja baru, tetapi ditentang oleh para pemuka Talaga, termasuk istrinya sendiri, Simbar Kencana.
BACA JUGA:GAWAT! Kasus Gigitan Hewan Penular Rabies di Kabupaten Ini Meningkat, Stok Vaksin Kosong
Para pemuka kerajaan berpendapat bahwa yang berhak menduduki tahta adalah Sunan Parung, putra sulung Sunan Talaga Manggung, yang belum kembali dari pertapaannya.
Meskipun demikian, Palembang Gunung tetap diangkat sebagai pejabat pengganti raja hingga kepulangan Sunan Parung.
Selama bulan dan tahun berikutnya, Palembang Gunung memerintah dengan sewenang-wenang, hanya memperkaya diri sendiri dan mengabaikan kesejahteraan rakyat.
Namun, rahasia bahwa ia adalah dalang pembunuhan Sunan Talaga Manggung tetap terjaga, hingga akhirnya terungkap kepada Simbar Kencana.
BACA JUGA:Kepolisian di Kota Lubuklinggau Larang Warga Mainkan Musik Remix
Murka atas pengkhianatan suaminya, Simbar Kencana merencanakan pembunuhan.
Pada suatu malam, ia menusuk leher Palembang Gunung dengan tusuk kondenya, menyebabkan kematiannya.
Setelah itu, Simbar Kencana mengambil alih pemerintahan, meskipun tidak berani mengangkat dirinya sebagai ratu karena menghormati kakaknya yang belum pulang.