BACA JUGA:Timnas Indonesia U-23 Bersiap Hadapi Timnas Arab Saudi U-23 malam ini
Kekurangan Video Assistant Referee (VAR) dalam pertandingan ini membuat keputusan tersebut tidak bisa direview, meninggalkan Timnas Indonesia U-23 dengan perasaan keadilan yang tidak terpenuhi.
Namun, kontroversi tidak berhenti di situ. Seorang pemain Timnas Indonesia U-23, Alfreandra Dewangga, juga menjadi sasaran kritik setelah Letexier memberikan penalti kepada Guinea U-23 setelah Dewangga melakukan tekel yang tampak bersih terhadap pemain Guinea.
Meskipun tekel tersebut terlihat mengenai bola lebih dulu, Letexier memutuskan untuk memberikan penalti, menyebabkan kebingungan dan kemarahan di kubu Timnas Indonesia U-23.
Tidak hanya itu, pelatih Timnas Indonesia U-23, Shin Tae-yong, juga menjadi korban dari keputusan kontroversial Letexier.
Setelah protes keras terhadap keputusan wasit, Shin Tae-yong akhirnya diberi kartu kuning, dan ketika protesnya berlanjut, ia bahkan dikeluarkan dari lapangan setelah menerima kartu kuning kedua.
BACA JUGA:John O'Shea Resmi Jadi Pelatih Kepala Sementara Timnas Irlandia
Kehadiran Shin Tae-yong di pinggir lapangan adalah aset berharga bagi Timnas Indonesia U-23, dan kehilangannya akibat kartu merah telah membuat situasi semakin sulit bagi tim.
Kontroversi ini telah memunculkan pertanyaan serius tentang keadilan dalam sepak bola dan perlunya sistem yang lebih baik untuk memastikan bahwa keputusan wasit tidak mengubah hasil pertandingan dengan cara yang tidak adil.
Banyak yang menyatakan bahwa keputusan Letexier telah merugikan Timnas Indonesia U-23 dan mengubah jalannya pertandingan.
Namun, meskipun kekecewaan dan kemarahan saat ini mungkin sulit diatasi, ini juga merupakan momen untuk merefleksikan tantangan yang dihadapi oleh sepak bola Indonesia dalam mencapai standar internasional.
Perlunya investasi lebih lanjut dalam infrastruktur, pengembangan pemain, dan pengembangan wasit adalah hal yang jelas.
BACA JUGA:Timnas Italia Siapkan Dua Laga Uji Coba Terakhir Jelang EURO 2024
Ketika Timnas Indonesia U-23 meninggalkan lapangan setelah kekalahan yang pahit ini, ada banyak pertanyaan yang harus dijawab dan banyak pelajaran yang harus dipetik.
Namun, yang pasti adalah bahwa perjuangan untuk mencapai tingkat teratas dalam sepak bola tidak akan pernah mudah, tetapi dengan kerja keras, kesabaran, dan tekad yang kuat, mungkin suatu hari nanti Indonesia akan meraih kesuksesan di panggung internasional.***
Gagal ke Olimpiade Paris 2024: Perjuangan Indonesia U-23 Dinilai Sudah Maksimal