Forth mengatakan bahwa ada keyakinan bahwa Homo floresiensis mungkin masih bertahan hidup di pulau-pulau terpencil yang memiliki sumber air panas di sebelah timur Laut Jawa.
BACA JUGA:Membuka Tabir Penemuan Logam Emas di Gunung Padang, Bukti Ada Kehidupan Masa Lampau?
Meskipun ini masih menjadi spekulasi, pengamatan dan cerita penduduk setempat mendukung klaim ini.
Forth mengatakan bahwa ia berbicara dengan sejumlah penduduk setempat yang melaporkan pengamatan manusia seperti kurcaci di hutan Flores.
Seorang pria bahkan mengaku menemukan tubuh wanita tua yang memiliki ciri-ciri hominoid yang menakjubkan, seperti tubuh yang ditutupi rambut terang dan ekor yang sangat pendek.
Selain itu, ada deskripsi tubuh lain dengan wajah mirip monyet dan hidung menyerupai tengkorak.
BACA JUGA:5 Penemuan Arkeologi Paling Misterius di Indonesia, Ada Arca Dwarapala di Kediri
Forth mengatakan bahwa cerita-cerita ini mungkin memiliki dasar kebenaran, atau setidaknya merupakan refleksi dari ingatan kolektif tentang Homo floresiensis.
Ia juga mengatakan bahwa ada kemungkinan bahwa Homo floresiensis memiliki kemampuan berbicara dan berkomunikasi dengan manusia modern, meskipun dengan cara yang berbeda.
Forth mengatakan bahwa penelitian lebih lanjut dibutuhkan untuk memverifikasi klaim adanya Homo floresiensis yang masih hidup di masa kini.
Ia berharap bahwa suatu hari nanti, ia bisa bertemu langsung dengan makhluk-makhluk ini dan mempelajari lebih banyak tentang mereka.
BACA JUGA:Nasib Tunjangan Sertifikasi Guru Pasca Kenaikan Gaji PNS, Begini Kejelasannya!
Kesimpulan
Homo floresiensis adalah spesies manusia kerdil yang pernah hidup di Pulau Flores, Indonesia.
Spesies ini memiliki ukuran tubuh dan otak yang sangat kecil, namun mampu bertahan hidup di lingkungan yang keras dan beragam.
Spesies ini ditemukan pertama kali pada tahun 2003 di gua Liang Bua, dan telah menjadi subjek penelitian selama puluhan tahun.