Ia menceritakan kepada Aji Saka tentang keadaan kerajaan Medang Kamulan yang menderita di bawah pemerintahan Prabu Dewata Cengkar.
Aji Saka merasa iba dan prihatin mendengar cerita bapak tua itu. Ia pun berniat untuk menolong rakyat Medang Kamulan dari cengkeraman Prabu Dewata Cengkar.
Ia mengangkat bapak tua itu sebagai ayahnya dan meminta izin untuk berangkat ke Medang Kamulan.
Ia juga mengenakan serban di kepala sebagai tanda penghormatan kepada bapak tua itu.
BACA JUGA:Legenda Madu Leba Keajaiban di Hutan Terlarang
Perjalanan menuju Medang Kamulan tidaklah mudah.
Aji Saka harus melewati hutan yang angker dan dipenuhi oleh makhluk-makhluk halus yang jahat.
Salah satunya adalah setan penunggu hutan yang berwujud seekor naga berkepala tujuh.
Setan itu menantang Aji Saka untuk bertarung dengannya selama tujuh hari tujuh malam.
BACA JUGA:Kisah Cinta Adipati Surti dan Suryawati - Legenda Karang Bolong
Jika Aji Saka kalah, ia harus menjadi budak setan itu selama sepuluh tahun sebelum diperbolehkan melewati hutan itu.
Aji Saka tidak takut dengan tantangan setan itu.
Ia pun berani bertempur melawan setan penunggu hutan dengan menggunakan ilmu kesaktiannya.
Setiap kali setan itu menyemburkan api dari mulutnya, Aji Saka berhasil mengelak dengan lincah.
BACA JUGA:Asal Mula Selat Bali, Kisah Manik Angkeran dan Harta Karun Naga Besukih
Setiap kali setan itu mencoba menggigit atau melilit tubuh Aji Saka, ia berhasil melepaskan diri dengan cepat.