Namun, satu malam, Seko merasa rindu kepada kedua orang tuanya yang tidak pernah ia jumpai.
Saku, kakak sulungnya, mencoba menghiburnya dengan dongeng bahwa ayah dan ibu sedang pergi jauh dan akan kembali membawa makanan lezat.
Ini membuat hati Seko tenang.
Namun, Saku yang melihat kebahagiaan adiknya, merasa sedih karena Seko belum pernah bertemu orang tua mereka.
BACA JUGA:Legenda Madu Leba Keajaiban di Hutan Terlarang
Dia pergi ke bukit terdekat, meniup seruling sambil menyanyikan lagu kesukaannya sebagai cara untuk mengungkapkan kerinduannya.
Namun, tak disangka, suara roh orang tua mereka menyambutnya dari langit.
Mereka berjanji akan selalu bersama anak-anak mereka, meskipun berada di dunia yang berbeda.
Keesokan harinya, Saku membawa adik-adiknya ke puncak bukit, sesuai permintaan orang tua mereka.
BACA JUGA:Kisah Cinta Adipati Surti dan Suryawati - Legenda Karang Bolong
Mereka membawa seekor ayam jantan merah sebagai kurban.
Ketika mereka tiba di puncak bukit, angin kencang berhembus dan dua sosok bayangan muncul, orang tua mereka.
Saat mereka bertemu, kebahagiaan memenuhi hati mereka.
Si Bungsu memeluk ibunya dengan erat sambil mengungkapkan kerinduannya.
BACA JUGA:Asal Mula Selat Bali, Kisah Manik Angkeran dan Harta Karun Naga Besukih
Sang Ayah membawa mereka ke dasar jurang dan meminta Seko untuk menyembelih ayam jantan merah.