Mereka berkenalan, dan Tilan mulai yakin bahwa Ambar adalah jodohnya.
Namun, mereka dibuat terkejut oleh kedatangan Marlung, saudara laki-laki Ambar, yang menuntut penjelasan dari Tilan.
Setelah Tilan mengungkapkan niatnya untuk menyunting Ambar, Marlung menantangnya untuk bertarung demi memenangkan hati Ambar.
Pertarungan antara Tilan dan Marlung berlangsung hebat dan memuncak dalam pertarungan yang memunculkan kekuatan-kekuatan luar biasa.
BACA JUGA:Kisah Putri Embun: Keberanian, Keajaiban, dan Cinta Sejati | Cerita Rakyat Pulau Timor
Mereka mengeluarkan ilmu tingkat tinggi dan berubah wujud menjadi makhluk laut, mempertaruhkan segalanya demi cinta Ambar.
Akhirnya, mereka dibuat berhenti oleh ayah Ambar, Mratung, yang memutuskan untuk mengakhiri pertarungan dan memisahkan mereka.
Keduanya diberi hukuman dengan perubahan wujud yang akan mereka bawa selamanya.
Mereka pergi ke arah utara dan selatan, membentuk dua aliran sungai yang dikenal sebagai Sungai Maliri dan Sungai Pupuh.
BACA JUGA:Kisah Padi Sebesar Kelapa dan Tradisi Unik di Teluk Pandak
Cerita ini menjadi legenda di sekitar perbatasan Provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan, di mana terdapat pohon besar bercabang dua yang menjadi saksi bisu dari perjalanan cinta Tilan, Ambar, dan Marlung, serta perjalanan mereka yang panjang menuju perdamaian. (*)