Kehidupan keluarga itu pun kembali cerah.
Sayangnya, sang ibu tiri memiliki sifat yang buruk terhadap kedua anak tiri.
Kedua anak ini diabaikan, hanya diberi makan jika ada sisa dari ayah mereka.
Sang ibu tiri akhirnya menguasai seluruh rumah tangga dan memaksa anak-anak itu bekerja berat.
BACA JUGA:Kisah Puteri Kuning, Asal Mula Bunga Kemuning
Suatu hari, sang ibu tiri menyuruh mereka mencari kayu bakar di hutan, dengan tuntutan jumlah yang tak masuk akal.
Kedua anak berjuang, bahkan bermalam di hutan, hingga bertemu seorang kakek tua yang baik hati.
Kakek ini memberi mereka makan dan petunjuk untuk mencari buah-buahan di hutan.
Ini memberi mereka kekuatan untuk menyelesaikan tugas.
BACA JUGA:Legenda Putri Kemang: Ketika Hutan Rimba Berubah Menjadi Negeri yang Besar | Cerita Rakyat Bengkulu
Ketika mereka kembali ke rumah, mereka menemukan ayah dan ibu tiri mereka telah pergi, meninggalkan rumah kosong.
Mereka memutuskan untuk mencari orangtua mereka dan berpetualang hingga menemukan pondok orangtua mereka yang baru saja ditinggalkan.
Namun, karena lapar, mereka tanpa sadar mengonsumsi bubur panas dan menjadi sakit.
Mereka berdua kemudian mencari sungai untuk meredakan panas tubuh mereka dan secara misterius berubah menjadi dua ikan dengan kepala mirip manusia yang dikenal sebagai "ikan Pasut" atau "ikan Bawoi."
BACA JUGA:Sejarah Kota Banjarmasin | Dari Nagara Daha Hingga Banjarmasin
Kisah ini menggambarkan perjalanan keluarga dari kebahagiaan ke kesulitan dan kembali ke kebahagiaan, meski dengan berbagai tantangan di sepanjang jalan.