SAMARINDA, RAKYATEMPATLAWANG.DISWAY.ID - Pada jaman dahulu kala, di sebuah dusun yang terletak di Rantau Mahakam, hiduplah beberapa keluarga yang menggantungkan mata pencaharian mereka sebagai petani dan nelayan.
Setiap tahun, setelah panen tiba, penduduk dusun ini merayakannya dengan pesta adat yang penuh dengan pertunjukan ketangkasan dan kesenian.
Namun, di antara mereka, ada sebuah keluarga yang hidup damai dalam sebuah pondok sederhana.
Keluarga ini terdiri dari suami, istri, serta dua anak.
Kehidupan mereka relatif nyaman, berkat kebun yang ditanami berbagai buah dan sayuran.
Mereka juga pandai mengatasi kesulitan dengan bijak.
Namun, takdir berkata lain. Sang ibu terserang penyakit yang tak dapat sembuh, dan akhirnya meninggal dunia.
Setelah itu, kehidupan keluarga itu berantakan.
Sang ayah menjadi murung, sementara kedua anaknya kebingungan.
Rumah dan kebun mereka pun terbengkalai.
Suatu hari, saat ada pesta adat panen, sang ayah melihat seorang gadis cantik dan berbakat yang tampil dalam pertunjukan.
Gadis itu mencuri hatinya, dan mereka akhirnya menikah setelah mendapat restu dari sesepuh desa.
BACA JUGA:Kisah Putri Embun: Keberanian, Keajaiban, dan Cinta Sejati | Cerita Rakyat Pulau Timor