RAKYATEMPATLAWANG.DISWAY.ID - Para nelayan telah menemukan harta karun yang diduga merupakan peninggalan kerajaan Sriwijaya, yang berkuasa antara abad ke-7 hingga abad ke-13, saat mereka melakukan penyelaman malam hari di Sungai Musi, Palembang, Sumatera Selatan.
Dalam penemuan mereka, termasuk batu permata, cincin upacara emas, koin, dan lonceng perunggu milik biarawan.
Salah satu penemuan yang paling mengagumkan adalah patung Buddha abad ke-8 yang berukuran nyata dan dihiasi dengan permata berharga bernilai miliaran rupiah.
BACA JUGA:Gunung Jabal Qaf, Keajaiban yang Tersembunyi, Ini Rute, Harga, dan Biaya Menuju Jabal Qaf
Dr. Sean Kingsley, seorang arkeolog maritim Inggris yang mengungkap temuan ini dalam penelitiannya, menyatakan bahwa dalam lima tahun terakhir, penemuan-penemuan luar biasa telah muncul.
Penelitian Kingsley telah diterbitkan dalam majalah Wreckwatch terbaru.
"Kami menemukan koin dari berbagai periode, patung Buddha emas, permata, dan berbagai artefak yang bisa Anda baca di kisah Sinbad the Sailor, tapi ini sungguhan," kata Kingsley seperti dikutip dari The Guardian pada Jumat (22/10).
BACA JUGA:Misteri Gunung Jabal Qaf, Terdapat 500 Bukit Dibuat Dari Air yang Dibekukan, Begini Ceritanya!
Kingsley menjelaskan bahwa harta karun ini merupakan bukti yang sangat kuat bahwa Sriwijaya adalah "dunia air," di mana penduduknya hidup di sekitar sungai, mirip dengan manusia modern yang menggunakan perahu, seperti yang tercatat dalam teks-teks kuno.
Menurut Kingsley, ketika peradaban Sriwijaya berakhir, rumah-rumah kayu, istana, dan kuil mereka semuanya tenggelam bersama dengan harta mereka.
Dengan penemuan ini, Kingsley berpendapat bahwa para nelayan lokal akhirnya berhasil membuka rahasia Sriwijaya yang tersembunyi selama ini.
BACA JUGA:Daftar 11 Harta Karun Kerajaan Sriwijaya yang Terungkap dari Dasar Sungai Musi
Penelitian ini akan dipublikasikan dalam edisi terbaru majalah Wreckwatch, yang diedit oleh Kingsley.
Studi tentang Sriwijaya merupakan bagian dari publikasi musim gugur setebal 180 halaman yang fokus pada Tiongkok dan Jalur Sutra Maritim.
Kingsley mencatat bahwa pada puncak kejayaannya sekitar abad kesembilan, Sriwijaya mengendalikan Jalur Sutra Maritim, suatu pasar kolosal di mana barang-barang lokal, Cina, dan Arab diperdagangkan.