Kepunahan Megafauna di Pulau Siprus Akibat Kehadiran Manusia Prasejarah

Kepunahan Megafauna di Pulau Siprus Akibat Kehadiran Manusia Prasejarah

Istimewa/internet--

RAKYATEMPATLAWANG.DISWAY.ID - Pulau Siprus yang indah pernah menjadi rumah bagi dua spesies megafauna unik, yaitu gajah kerdil (Palaeoloxodon cypriotes) dengan berat sekitar 500 kg dan kuda nil kerdil (Phanourios minor) yang seberat 130 kg.

Sayangnya, kedua spesies tersebut menghilang tak lama setelah kedatangan manusia prasejarah sekitar 14.000 tahun lalu.

Penelitian terbaru yang dipimpin oleh Profesor Corey Bradshaw dari Flinders University telah mengungkapkan misteri di balik kepunahan cepat dua spesies ini.

Menurut studi tersebut, pemburu-pengumpul manusia purba yang tiba di Siprus kemungkinan besar merupakan penyebab utama kepunahan megafauna tersebut.

BACA JUGA:Misteri Foto Latar Belakang Windows 10 Terungkap, Ternyata Bukan CGI, Berikut Faktanya!

BACA JUGA:Satlantas Polres Empat Lawang Gelar Patroli Subuh, Fokus Cegah Balap Liar dan Kejahatan 3C

Model matematika yang dikembangkan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa perburuan intensif menyebabkan kedua spesies ini punah dalam waktu kurang dari 1.000 tahun setelah kedatangan manusia.

Para peneliti menggunakan data dari berbagai disiplin ilmu, seperti paleontologi dan arkeologi, untuk menganalisis bagaimana kehadiran manusia mempengaruhi ekosistem pulau.

Penelitian tersebut menganalisis kebutuhan energi manusia purba, pilihan diet, dan efisiensi berburu, serta menemukan bahwa populasi manusia yang diperkirakan antara 3.000 hingga 7.000 orang cukup untuk memicu kepunahan megafauna tersebut.

Profesor Bradshaw menyatakan bahwa hasil penelitian ini memberikan bukti kuat bahwa manusia prasejarah di Siprus bertanggung jawab atas kepunahan megafauna selama Pleistosen Akhir dan Holosen Awal.

BACA JUGA:Penemuan Langka di Polandia: Situla Perunggu Romawi di Situs Pemakaman Kuno

BACA JUGA:Terkait Pendaftaran PPPK 2024 di Empat Lawang Simak Berikut Penjelasan BKPSDM

"Tulang punggung kepunahan ini adalah jumlah daging yang dapat dimakan yang disediakan oleh kedua spesies tersebut bagi pendatang pertama di pulau ini," ungkap Bradshaw.

Penelitian ini juga memberikan wawasan penting tentang bagaimana populasi manusia yang relatif kecil dengan teknologi terbatas mampu mengganggu ekosistem alami hingga menyebabkan kepunahan besar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: