RAKYATEMPATLAWANG.DISWAY.ID - Kepahiang, sebuah kota kecil yang terletak di Provinsi Bengkulu, Indonesia memiliki sejarah yang kaya dan tradisi unik yang tak terhitung jumlahnya.
Salah satu aspek menarik dari Kepahiang adalah sebutan "Mabuk Kepayang" yang sering digunakan oleh penduduk setempat.
Namun, apa sebenarnya yang menjadi latar belakang dari sebutan ini?
Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi 8 fakta menarik tentang Kepahiang dan asal munculnya istilah "Mabuk Kepayang," yang mengungkapkan sejarah dan budaya yang luar biasa di balik nama kota ini.
BACA JUGA:Legenda Siluman Ular Penguasa Citarum, Mitos di Pinggiran Sungai
Siapa yang tak kenal dengan frase "mabuk kepayang" yang berarti dimabuk cinta? Banyak yang meyakini bahwa frase tersebut lekat dengan nama Kepahiang, sebuah kabupaten yang berada di Provinsi Bengkulu.
Lokasi Geografis yang Menarik
Kepahiang terletak di dataran tinggi Pegunungan Bukit Barisan, berbatasan dengan Kabupaten Rejang Lebong di sebelah utara.
Wilayah ini dikenal sebagai penghasil buah kluwek, bumbu utama pembuatan rawon, terutama di Hutan Lindung Bukit Daun dan kawasan konservasi Bukit Barisan.
BACA JUGA:Bikin Bulu Kuduk Berdiri! Suara-Suara Misterius, Pengalaman Seram Pengunjung Jembatan Ancol
Mabuk Kepayang dari Kluwek
Buah kluwek yang tumbuh di Kepahiang memiliki reputasi unik.
Kluwek mengandung asam sianida, sehingga jika dimakan mentah-mentah, pemakannya dipastikan akan mabuk berat alias teler.
Inilah yang diyakini menjadi asal mula sebutan "mabuk kepayang," yang merujuk pada mabuk asmara.