Namun, nasib berbalik. Kapal Si Kintan terjebak dalam badai dan angin kencang. Kapten kapal mengatakan bahwa ini adalah hukuman atas sikap durhaka Si Kintan terhadap orang tuanya.
Si Kintan meminta kapal kembali ke pelabuhan dan akhirnya mengakui kedua orang tuanya sebagai orang tuanya.
Namun, ketika orang tua itu datang dengan gembira, Si Kintan masih merasa malu dan tidak mengakui mereka.
Kedua orang tua tersebut kembali pergi dengan hati yang hancur.
BACA JUGA:Lemparkan Koin Rezeki Lancar: Misteri Kuda Putih dan Keajaiban Desa Mata Pao Sumatera Utara
Beberapa waktu kemudian, kapal Si Kintan tenggelam dan menjadi pulau.
Konon, monyet putih yang tinggal di pulau itu adalah perwujudan Si Kintan yang durhaka.
Namun, setelah beberapa bulan, monyet itu pun menghilang, mungkin dengan penuh penyesalan.
Hingga kini, pulau itu dikenal sebagai Pulau Si Kintan.
Semoga versi ini lebih mudah untuk dinikmati. (*)