Saking tekunnya Beliau dalam berdoa, doanya tersebut diabadikan dalam Al-Quran, yaitu pada surah Ash-Shaffat ayat 100.
Nah, melalui doa-doa tersebut akhirnya Allah SWT mewujudkan keinginan Nabi Ibrahim melalui istri keduanya, yaitu Siti Hajar.
BACA JUGA:Idul Adha Tinggal Hitungan Jam, Pedagang Daging Sapi Raup Keuntungan
Perlu diketahui bahwa Nabi Ibrahim menikahi Siti Hajar tepat setelah Beliau melakukan kunjungan ke wilayah Mesir.
Selanjutnya, Nabi Ibrahim pun membawa Siti Hajar ke Mekah untuk tinggal di sana.
Keduanya melangsungkan pernikahan dan beberapa saat setelah itu, Siti Hajar mengandung hingga lahirlah seorang anak laki-laki yang diberi nama Ismail.
BACA JUGA:H-1 Idul Adha, Arus Lalulintas di Kabupaten Empat Lawang Terpantau Ramai Lancar
Sayangnya, kebersamaan Nabi Ibrahim dengan anak dan istrinya tidak dapat dirasakan dalam waktu yang lama.
Sebab, Allah SWT memerintahkan Beliau untuk segera kembali ke istri pertamanya, yakni Siti Sarah di kota Yerusalem.
Namun meskipun begitu, Nabi Ibrahim dan Siti Hajar tetap ikhlas dan tawakkal dalam menerima perintah-Nya.
BACA JUGA:OPINI: Pembangunan Irigasi Berkelanjutan
Nabi Ibrahim tentu saja sangat berat hati dan sedih karena harus meninggalkan Siti Hajar dan Ismail yang kala itu masih menyusui di daerah Mekkah.
Beliau tidak langsung meninggalkan mereka begitu saja, tetapi Beliau melakukan persiapan dengan membekali istri dan anaknya dengan beberapa potong roti dan sebuah air di guci untuk diminum.
Selama ditinggal oleh suaminya, Siti Hajar mengalami banyak sekali cobaan, salah satunya adalah kesulitan dalam menemukan sumber air minum yang layak untuk anaknya.
BACA JUGA:Niat dan Lima Amalan Sunnah sebelum dan sesudah Shalat Idul Adha
Bahkan, pencariannya akan sumber air minum tersebut dilakukannya dengan cara berjalan cepat sebanyak tujuh kali, dari Shafa ke Marwah.