Potensi Perkebunan Selangit Musi Rawas: Petani Mulai Bergairah, Harga Kopi Diprediksi Naik Lagi

Potensi Perkebunan Selangit Musi Rawas: Petani Mulai Bergairah, Harga Kopi Diprediksi Naik Lagi

Potensi Perkebunan Selangit Musi Rawas: Petani Mulai Bergairah, Harga Kopi Diprediksi Naik Lagi:ist--

RAKYATEMPATLAWANG.DISWAY.ID – Kecamatan Selangit, Kabupaten Musi Rawas, dikenal memiliki kekayaan potensi perkebunan yang beragam.

Sedikitnya terdapat delapan jenis tanaman perkebunan yang dibudidayakan masyarakat, mulai dari karet, kopi, kelapa sawit rakyat, kelapa, kayu manis, pinang, kakao, aren, hingga kemiri.

Hal ini disampaikan Petugas Dinas Perkebunan (Disbun) Kabupaten Musi Rawas yang bertugas di Kecamatan Selangit, Dessi Kurnia, kepada Awak media. 

"Untuk kebun yang paling luas adalah karet dengan total luasan sekitar 5.850 hektar. Sementara kebun kopi mencapai 1.919 hektar.

BACA JUGA:9 Senjata Api Ilegal Diserahkan Sukarela oleh Warga Pedamaran Timur, Ini Penyebabnya

BACA JUGA:Diberdayakan BRI, UMKM Kopi Asal Toraja Ini Tembus Pasar Ekspor dan Jadi Pemasok Coffee Shop di 5 Negara

Selanjutnya, kebun kelapa sawit rakyat seluas 241 hektar, kebun kelapa hanya 2 hektar, kebun pinang 18 hektar, dan tanaman lainnya seperti kayu manis hanya sedikit," terangnya.

Dalam beberapa tahun terakhir, tren peralihan tanaman perkebunan terjadi. Saat harga kopi anjlok, banyak petani beralih menanam kelapa sawit.

Namun, sejak harga kopi melonjak, petani mulai mempertahankan kebun kopi mereka.

Dessi menuturkan, dua tahun lalu sempat ada petugas dari Kementerian Pertanian yang datang mengunjungi kebun kopi di Selangit.

Saat itu, petugas meminta warga untuk tidak menebang pohon kopi karena diprediksi harga akan naik akibat cuaca ekstrem di negara-negara produsen kopi Eropa yang berpotensi gagal panen.

BACA JUGA:Semakin Hari Jalan Rusak Parah di Desa Tanjung Kupang Baru, Warga Gotong Royong Buat Parit Sementara

BACA JUGA:KPK Gelar OTT di Medan dan Madina, Enam Orang Diamankan Terkait Proyek Jalan

"Saat itu banyak yang tidak percaya. Tapi sekarang petani mulai ingat dengan ucapan petugas tersebut karena harga kopi sempat mahal," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: