Kerusakan Lingkungan, Macet Belasan Jam Hingga Keluhan Sesak Napas, Dampak Truk Batu Bara Luar Biasa!
Kemacetan terparah terjadi di Jalan Lintas Kabupaten Lahat-Muara Enim, tepatnya di kawasan Merapi Area, pada Selasa (7/1/2025).-DISWAY NETWORK-
BACA JUGA:Tragis! Lima Rumah di OKI Ludes Terbakar, Kerugian Mencapai Rp300 Juta
"Debu tambang dapat memicu alergi, asma, hingga kanker paru-paru," jelasnya.
Pengendalian debu dengan membasahi jalan dan penggunaan masker N95 adalah langkah yang disarankan.
Jalan Khusus Batu Bara Belum Optimal
Seharusnya, angkutan batu bara di Lahat menggunakan jalan khusus milik PT Servo Lintas Raya di Desa Tanjung Jambu.
BACA JUGA:Kabar Gembira! Pemprov Sumsel Beri Diskon Pajak Kendaraan hingga 40 Persen, Cek Detailnya
Namun, sebagian besar truk tetap memilih jalur umum yang sempit dan rusak.
“Solusi jangka panjang adalah membangun jalan khusus atau infrastruktur lain seperti flyover,” tegas Kepala Dinas Perhubungan Lahat, H. Deswan Irsyad.
Potensi Tambang dan Penerimaan Daerah
Data menunjukkan Lahat memiliki cadangan batu bara mencapai 2,714 miliar ton.
BACA JUGA:PT Pulau Subur Bangun Pabrik Kelapa Sawit di Sumatera Selatan, Siap Operasi 2025
Total penjualan semester I 2024 mencapai 17,5 juta ton, terdiri dari penjualan domestik dan ekspor.
Realisasi Dana Bagi Hasil (DBH) dari sektor ini mencapai Rp923 miliar dari total target Rp1,2 triliun.
Namun, manfaat ekonomi ini dibayangi dampak sosial dan lingkungan yang kian memburuk.
Masalah Serupa di Muara Enim dan PALI
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: