Kerusakan Lingkungan, Macet Belasan Jam Hingga Keluhan Sesak Napas, Dampak Truk Batu Bara Luar Biasa!
Kemacetan terparah terjadi di Jalan Lintas Kabupaten Lahat-Muara Enim, tepatnya di kawasan Merapi Area, pada Selasa (7/1/2025).-DISWAY NETWORK-
RAKYATEMPATLAWANG.DISWAY.ID — Aktivitas pertambangan batu bara di Kabupaten Lahat terus menuai kritik tajam.
Tidak hanya merusak lingkungan, angkutan batu bara yang melintas di jalan umum kini memicu kemacetan parah hingga belasan jam, menciptakan keresahan di berbagai lapisan masyarakat.
Kemacetan terparah terjadi di Jalan Lintas Kabupaten Lahat-Muara Enim, tepatnya di kawasan Merapi Area, pada Selasa (7/1/2025).
Antrean panjang kendaraan mulai pukul 21.00 WIB baru bisa terurai keesokan harinya pukul 09.00 WIB.
BACA JUGA:Bank Sampah di Sumsel Didorong Jadi Percontohan, Edukasi dan Kerjasama Jadi Kunci
Penyebabnya, tiga truk pengangkut batu bara mengalami kerusakan mesin dan ban di Desa Banjar Sari, Kecamatan Merapi Timur.
Lambannya respons transportir memperparah situasi.
"Proses perbaikan memakan waktu lama," ujar Kasat Lantas Polres Lahat AKP Agus Gunawan.
Kerusakan Jalan dan Risiko Kesehatan
BACA JUGA:Groundbreaking Gedung Onkologi RSMH Palembang, Langkah Serius Tingkatkan Layanan Kanker
Meski larangan truk batu bara melintasi jalan umum telah diberlakukan sejak 2018, ratusan kendaraan tetap melanggar aturan tersebut.
Warga setempat, seperti JM dari Merapi Timur, menyampaikan bahwa debu batu bara menjadi ancaman serius bagi kesehatan.
“Debunya parah, bikin sesak napas,” keluhnya.
Menurut dr. Rouly Pola Pasaribu, SpPD, K-P dari RSMH Palembang, paparan debu batu bara dapat menyebabkan gangguan pernapasan jangka panjang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: