Kerajaan Samudra Pasai, Pusat Perdagangan Islam Pertama di Nusantara
Istimewa/internet--
BACA JUGA:Sony Xperia 1 VI Punya Teknologi Bikin Koneksi Lebih Stabil
Bahkan, Raja Malaka pernah menikah dengan putri dari Samudra Pasai, yang mengukuhkan hubungan kedua kerajaan.
Setelah runtuhnya Kerajaan Sriwijaya, yang sebelumnya menjadi pusat perdagangan di Selat Malaka, Samudra Pasai mengambil alih kendali perdagangan di kawasan tersebut.
Hal ini semakin memperkokoh posisi strategis Samudra Pasai sebagai pusat perdagangan utama.
Samudra Pasai memiliki kekayaan sumber daya alam yang melimpah, termasuk komoditas perdagangan utama seperti lada, sutra, kapur barus, dan emas.
Lada menjadi salah satu komoditas paling diminati oleh pedagang dari Arab dan Tiongkok.
Selain itu, Samudra Pasai berfungsi sebagai tempat transit bagi barang-barang dari berbagai negara sebelum diekspor ke wilayah lain.
BACA JUGA:Asal Usul Candi Cangkuang: Penemuan, Sejarah, dan Pemugaran
BACA JUGA:Google Perketat Penggunaan Ekstensi Adblock di Chrome, uBlock Origin Kena Dampak!
Keberhasilan Samudra Pasai dalam perdagangan internasional juga terlihat dari penggunaan mata uang emas, Deureuham atau dirham, yang dijadikan alat transaksi.
Setiap kapal yang membawa barang dari Barat dikenakan pajak sebesar 6%, yang menjadi sumber pendapatan bagi kerajaan.
Kerajaan Samudra Pasai memainkan peran penting dalam sejarah perdagangan dan penyebaran Islam di Nusantara.
Dengan letak strategis di Selat Malaka, hubungan diplomatik yang kuat, serta komoditas perdagangan yang kaya, Samudra Pasai menjadi pusat perdagangan internasional dan salah satu kerajaan Islam yang paling berpengaruh di Asia Tenggara.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: