Suku Gorontalo dan Budaya Pohala'a

Suku Gorontalo dan Budaya Pohala'a

Istimewa/internet--

Teori pertama menyebutkan bahwa penduduk awal berasal dari timur, sementara teori kedua menjelaskan migrasi dari Taiwan yang kemudian mendiami Sulawesi.

Suku Gorontalo memiliki legenda mengenai leluhur mereka yang dikenal sebagai Hulontalangi, atau orang yang turun dari langit.

Hulontalangi dipercaya pertama kali menetap di Gunung Tilongkabila, Kabupaten Bone Bolango.

Seiring waktu, nama Hulontalangi berubah menjadi Hulontalo, dan kemudian Gorontalo.

Mitos ini menunjukkan betapa kuatnya hubungan antara masyarakat Gorontalo dengan alam dan kepercayaan tradisional mereka.

BACA JUGA:Samsung Siapkan Peluncuran Galaxy S25, S25 Ultra Usung Snapdragon 8 Gen 4, S25 Base Gunakan MediaTek Dimensity

BACA JUGA:Penjabat Bupati Empat Lawang Tinjau Lokasi Kebakaran di Desa Sawah, Muara Pinang

Islam mulai menyebar di Gorontalo pada tahun 1525, di masa pemerintahan Raja Amai. Sejak saat itu, Gorontalo berkembang menjadi pusat pendidikan dan perdagangan di Sulawesi utara.

Kota Kerajaan Gorontalo awalnya didirikan di tepi Sungai Bolango, dengan pohala'a yang masih eksis hingga sekarang.

Sebelum kedatangan bangsa Eropa, kerajaan-kerajaan di Gorontalo berada di bawah pengaruh Kesultanan Ternate, namun pada tahun 1673 Gorontalo menjadi bagian dari administrasi VOC.

Suku Gorontalo berbicara dalam Bahasa Gorontalo yang memiliki beberapa dialek, seperti Suwawa, Atinggola, Limboto, Kwandang, Tilamuta, dan Sumawata.

Bahasa Gorontalo memiliki keterkaitan dengan bahasa di Sulawesi Utara dan Filipina, serta masuk dalam Rumpun Bahasa Gorontalo-Mongondow.

BACA JUGA:Mitos dan Misteri Gunung Penanggungan, Jelmaan Mahameru di Jawa Timur

BACA JUGA:Sejarah Pulau Nusa Barong: Dari Pusat Ekonomi Hingga Invasi VOC

Saat ini, Bahasa Gorontalo juga banyak dipengaruhi oleh Bahasa Manado, meskipun identitas bahasa asli tetap kuat di masyarakat Gorontalo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: