Asal-Usul dan Adat Istiadat Suku Sasak di Nusa Tenggara Barat

Asal-Usul dan Adat Istiadat Suku Sasak di Nusa Tenggara Barat

Istimewa/internet--

Sementara untuk urusan pendidikan dan komunikasi antar suku, mereka menggunakan bahasa Indonesia.

Adat istiadat Suku Sasak kaya akan nuansa tradisional. Salah satu tradisi yang paling terkenal adalah "merarik" atau kawin lari, di mana seorang pria menculik wanita yang ingin dinikahinya dan menempatkannya di rumah kerabat.

Keesokan harinya, pihak pria akan memberi tahu keluarga wanita melalui proses yang disebut "Nyelabar."

Jika proses ini berjalan lancar, kedua keluarga akan mengadakan musyawarah atau "Masejatik" untuk membahas pernikahan yang kemudian dilaksanakan dengan upacara adat yang penuh makna.

BACA JUGA:Tragedi Panjat Pinang di Ogan Ilir! Remaja Putri Jatuh Bebas saat Hampir Mencapai Puncak Tiang

BACA JUGA:Sejarah Panjat Pinang: Dari Belgia hingga Indonesia

Desa Sade adalah salah satu permata tersembunyi di Lombok yang menjadi rumah bagi sekitar 700 warga Sasak asli.

Desa ini sering menjadi tujuan wisatawan yang ingin merasakan dan menyaksikan keotentikan kehidupan Suku Sasak.

Meskipun sebagian masyarakat Sasak telah mulai merangkul modernitas, di Desa Sade, tradisi dan budaya tetap dijaga dengan baik, menjadi saksi bisu dari perjalanan panjang sejarah Suku Sasak.

Suku Sasak adalah cerminan dari keuletan, kebanggaan, dan keindahan yang terjalin erat dengan tanah Lombok.

Meskipun arus modernisasi semakin kuat, mereka tetap mempertahankan identitas dan kebudayaan yang diwariskan dari generasi ke generasi.

BACA JUGA:Simak Berikut Daftar Pemenang Lomba Gerak Jalan Indah Tingkat Sekolah di Kabupaten Empat Lawang

BACA JUGA:Tragedi Panjat Pinang di Ogan Ilir! Remaja Putri Jatuh Bebas saat Hampir Mencapai Puncak Tiang

Adat istiadat, bahasa, dan tradisi yang mereka miliki adalah harta tak ternilai yang membuat Suku Sasak terus dihormati dan dikenang.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: