Tun Fatimah, Srikandi Melayu Melaka yang Penuh Keteguhan dan Tragedi
Tun Fatimah, Srikandi Melayu Melaka yang Penuh Keteguhan dan Tragedi.--
Srikandi Tun Fatimah wafat pada tahun 1527 Masehi, tahun yang sama ketika tentara gabungan Kesultanan Demak-Cirebon yang dipimpin Fatahillah berhasil mengusir tentara Portugis dari Pelabuhan Sunda Kelapa, dan menamainya kembali "Jayakarta," yang dalam Bahasa Sanskerta berarti "kejayaan tercapai."
BACA JUGA:Raja Ali Haji: Cendekiawan Melayu dan Karya Abadinya 'Gurindam Dua Belas'
Makamnya ditandai dengan sebuah pohon kamboja yang konon ditanam pada saat Tun Fatimah dimakamkan.
Tunas pohon kamboja tersebut dibawa khusus dari Melaka.
Anehnya, pohon kamboja tua itu kini sudah condong membungkuk ke arah pusara, seolah-olah memayungi Tun Fatimah dengan dua cabangnya yang usang, bagaikan 'tangan nenek kebayan' di atas pusara permaisuri tersebut.
Di antara celah-celah tanaman keladi, tampak pusara Tun Fatimah.
BACA JUGA:Pemberontakan Taiping, Sejarah Revolusi yang Mengguncang Dinasti Qing
BACA JUGA:Misteri Pertempuran Los Angeles, Ketegangan Perang Dunia II yang Berujung pada Kepanikan Massal
Di sekitar makam Tun Fatimah, ditemukan beberapa makam lainnya yang juga berbentuk batu nisan perempuan, seusia dengan batu nisan Tun Fatimah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: