Pemberontakan Taiping, Sejarah Revolusi yang Mengguncang Dinasti Qing

Pemberontakan Taiping, Sejarah Revolusi yang Mengguncang Dinasti Qing

Pemberontakan Taiping, Sejarah Revolusi yang Mengguncang Dinasti Qing--

Setelah menerima selebaran Kristen dari seorang misionaris, Hong mengalami visi yang membuatnya yakin bahwa ia adalah adik Yesus Kristus yang diutus untuk menyelamatkan Tiongkok dari ketidakadilan dan korupsi.

Dengan keyakinan ini, ia mulai menyebarkan ajarannya yang mencampurkan unsur-unsur Kristen dengan kepercayaan tradisional Tiongkok, yang kemudian menjadi dasar ideologi Gerakan Taiping.

BACA JUGA:Harta Karun Montezuma: Legenda yang Menginspirasi Pencarian Tanpa Henti

BACA JUGA:Simak Berikur 7 Pedang Terkenal di Dunia

Gerakan ini menarik dukungan luas, terutama dari petani miskin dan kelompok minoritas yang merasa tertindas oleh pemerintahan Qing.

Hong dan para pengikutnya, yang menyebut diri mereka sebagai "Tentara Surgawi," menyerukan reformasi sosial radikal, termasuk redistribusi tanah, penghapusan kelas sosial, dan pembagian kekayaan yang lebih adil.

Mereka juga menentang keyakinan dan praktik tradisional Tiongkok, seperti penyembahan leluhur dan politeisme, yang mereka anggap sebagai penyebab kemunduran moral masyarakat.

Pada tahun 1850, pemberontakan terbuka dimulai di Guangxi, dan dalam waktu singkat, Tentara Surgawi berhasil merebut sejumlah kota penting.

BACA JUGA:Penemuan Arca di Taman Nasional Ujung Kulon: Bukti Awal Pengaruh Budaya India di Jawa

BACA JUGA:Dampak Bom Atom Nagasaki: Titik Balik Menuju Kemerdekaan Indonesia

Pada tahun 1853, mereka menaklukkan Nanjing, kota terbesar kedua di Tiongkok pada saat itu, dan menjadikannya sebagai ibu kota dari "Kerajaan Surgawi Taiping."

Selama beberapa tahun, Taiping menguasai wilayah yang luas di Tiongkok selatan dan tengah, dan kekuatan mereka mengancam eksistensi Dinasti Qing.

Mereka memperkenalkan berbagai reformasi sosial, termasuk pembagian tanah kepada petani, larangan terhadap penggunaan opium, dan pelarangan perbudakan.

Namun, banyak dari reformasi ini yang gagal diterapkan secara efektif karena kurangnya koordinasi dan konflik internal di antara pemimpin Taiping.

BACA JUGA:Tun Fatimah, Srikandi Melayu yang Bermakam di Kampar

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: