Peran Wanita dalam Kehidupan Sosial dan Agama Yunani Kuno

Peran Wanita dalam Kehidupan Sosial dan Agama Yunani Kuno

Ilustrasi.--

Salah satu festival keagamaan yang paling terkenal di mana wanita berpartisipasi adalah Thesmophoria, sebuah festival yang merayakan kesuburan dan panen yang didedikasikan untuk Demeter.

Selama festival ini, wanita-wanita yang sudah menikah berkumpul untuk melakukan berbagai ritus yang diyakini akan memastikan kesuburan tanah dan kelahiran yang aman.

Meski secara umum wanita Yunani Kuno tidak memiliki hak politik yang sama dengan pria, ada beberapa pengecualian yang menonjol.

BACA JUGA:Candi Mendut: Peninggalan Megah dari Zaman Buddha

BACA JUGA:Mengungkap Peninggalan Peradaban Mataram Kuno: Candi, Prasasti, Arca, dan Relief

Di Sparta, misalnya, wanita memiliki lebih banyak kebebasan dan pengaruh dibandingkan di kota-kota Yunani lainnya.

Mereka bisa memiliki tanah, berpartisipasi dalam olahraga, dan memiliki suara dalam pengambilan keputusan keluarga.

Sosok-sosok wanita seperti Aspasia dari Miletus, yang menjadi pasangan Pericles, pemimpin Athena yang terkenal, menunjukkan bahwa wanita bisa mempengaruhi politik dan intelektual meski secara tidak langsung.

Aspasia dikenal karena kecerdasannya dan keterlibatannya dalam diskusi filosofis, serta pengaruhnya terhadap beberapa kebijakan Pericles.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: