Menelusuri Jejak Sejarah di Petilasan Ratu Putri Shuhita di Desa Jatirejo
Istimewa/internet--
RAKYATEMPATLAWANG.DISWAY.ID - Majapahit, salah satu kerajaan terbesar di Nusantara, menyimpan banyak sejarah yang tersebar di berbagai wilayah.
Salah satunya adalah petilasan Ratu Putri Shuhita yang terletak di Desa Jatirejo, Kecamatan Jatirejo, Kabupaten Mojokerto.
Meski tidak masuk dalam daftar situs cagar budaya atau purbakala, masyarakat setempat dan sekitarnya mempercayai bahwa lokasi ini adalah tempat penting yang menyimpan jejak sejarah Majapahit.
Sepanjang sejarah Majapahit, terdapat dua pemimpin perempuan yang tercatat dengan baik. Yang pertama adalah Tribhuwana Tunggadewi (1328-1350), putri dari pendiri Kerajaan Majapahit, Raden Wijaya.
BACA JUGA:Timnas Indonesia U-19 Maksimalkan Recovery Jelang Final Piala AFF U-19 2024
BACA JUGA:Daftar 7 Pulau di Yunani yang Layak Dikunjungi Jika Anda ke Eropa
Tribhuwana Tunggadewi memainkan peran penting dalam memperluas wilayah kekuasaan Majapahit dan memperkuat posisinya sebagai kerajaan yang dominan di Nusantara.
Pemimpin perempuan kedua yang juga terkenal adalah Dyah Suhita, yang juga dikenal sebagai Ratu Kencana Wungu.
Dyah Suhita adalah putri dari Wikramawardhana dan Kusumawardhani, penguasa kelima Majapahit (1389-1429).
Dia menikah dengan Aji Ratnapangkaja, seorang pimpinan militer yang berperan dalam Perang Paregreg (1404-1406) melawan Bhre Wirabhumi dari Blambangan.
BACA JUGA:Bruniquel Castles, Permata Bersejarah di Desa Terindah Prancis
BACA JUGA:Jangan Datang ke New York di Bulan Juli-Agustus untuk Berlibur! Ada Apa?
Dyah Suhita dilantik menjadi Ratu Majapahit pada tahun 1429 dan memerintah hingga tahun 1447.
Selama masa pemerintahannya, Dyah Suhita berupaya menghidupkan kembali kearifan lokal yang sempat terabaikan karena berbagai polemik politik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: