Kisah Letusan Dahsyat Gunung Tambora: Kutukan Ulama yang Dijebak Makan Daging Anjing

Kisah Letusan Dahsyat Gunung Tambora: Kutukan Ulama yang Dijebak Makan Daging Anjing

Lukisan tentang erupsi Gunung Tambora tahun 1815 -Sumber gambar: Nationalgeographic.grid.id)-

RAKYATEMPATLAWANG.DISWAY.ID - Gunung Tambora, yang terletak di Pulau Sumbawa, Indonesia, terkenal dengan letusannya yang sangat dahsyat pada tahun 1815. 

Letusan ini bahkan melebihi kedahsyatan Letusan Gunung Krakatau. 

Letusan Tambora terdengar hingga radius 2.000 kilometer dan meninggalkan kaldera dengan diameter 7 kilometer. 

Bencana alam ini menyebabkan sekitar 92 ribu jiwa melayang akibat kelaparan, penyakit pernapasan, dan gagal panen yang melanda wilayah tersebut.

BACA JUGA:Misteri Gunung Tambora: Mitos, Legenda dan Dampak Letusan Dahsyatnya

Dahsyatnya letusan Gunung Tambora juga berdampak pada perubahan iklim global. 

Debu vulkanik yang menyelimuti atmosfer menghalangi sinar Matahari, menyebabkan penurunan suhu global yang dikenal sebagai "tahun tanpa musim panas" pada tahun 1816. 

Pada masa itu, Gunung Tambora merupakan salah satu gunung tertinggi di Indonesia dengan ketinggian sekitar 4.000 meter di atas permukaan laut (mdpl). 

Namun, setelah letusan dahsyat tersebut, ketinggiannya berkurang menjadi 2.850 mdpl.

BACA JUGA:Benarkah Istri Sunan Gunung Jati dari Majapahit? Simak Berikut Pembahasannya

Keangkeran Gunung Tambora sudah tidak diragukan lagi. Selain bencana yang ditimbulkannya, gunung ini juga menyimpan berbagai misteri dan mitos yang masih hidup di tengah masyarakat sekitar. 

Salah satu legenda yang sangat dikenal oleh para tetua adat Suku Bima mengisahkan penyebab meletusnya Gunung Tambora dua abad silam.

Menurut legenda, ada seorang ulama dari Gowa, Sulawesi Selatan, yang sedang menyebarkan ajaran Islam di sekitar Tambora. 

Ulama tersebut melarang keras warga untuk memakan daging babi dan anjing karena dianggap haram. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: