Mengulik Misteri Sejarah Candi Dadi di Desa Wajakkidul
Istimewa/internet--
Sang putri memerintahkan warga untuk membakar jerami dan menumbuk padi agar seolah-olah hari telah pagi.
Tujuannya adalah agar pangeran gagal memenuhi syarat yang diberikan.
BACA JUGA:Narapidana Kasus Begal di Lapas Palembang Tewas Tergantung di Kamar Mandi
Tipu muslihat sang putri berhasil. Dari sembilan candi yang diminta, pangeran hanya mampu membangun empat candi, yakni Candi Dadi, Candi Urung, Candi Gemali, dan Candi Butho.
Merasa marah dan dikhianati, pangeran mengutuk bahwa gadis-gadis di daerah tersebut tidak akan menikah sebelum berusia tua.
Mitos ini berkembang di masyarakat dan daerah tersebut kini dikenal dengan nama Kedungjalin.
Folklor tentang Candi Dadi telah menjadi legenda yang diwariskan dari generasi ke generasi.
Namun, hingga kini, sejarah pasti mengenai peradaban Candi Dadi masih belum terungkap karena tidak ada bukti sejarah yang mendukung cerita tersebut.
Andi Pamuji menegaskan bahwa kisah ini hanyalah mitos yang berkembang di masyarakat.
BACA JUGA:Proses Penyidikan Kasus Dugaan Korupsi Penerbitan SPH di Musi Rawas Terus Berlanjut
Meski demikian, cerita rakyat ini tetap menjadi bagian penting dari budaya lokal dan menambah kekayaan sejarah serta misteri Candi Dadi.
Upaya penelusuran sejarah dan penelitian lebih lanjut masih terus dilakukan untuk mengungkap tabir sejarah candi ini dan mengapresiasi warisan budaya yang ada di Tulungagung. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: