Negeri Asing Itu Bernama KULONPROGO Bupati Kulonprogo, Hasto Wardoyo, Teladan dalam Senyap

Negeri Asing Itu Bernama KULONPROGO Bupati Kulonprogo, Hasto Wardoyo, Teladan dalam Senyap

Istimewa/internet--

RAKYATEMPATLAWANG.DISWAY.ID - Kulonprogo mungkin bukan daerah yang sering disorot media, tidak seperti kota besar seperti Bandung, Surabaya, apalagi Jakarta.

Namun, di bawah kepemimpinan Bupati Hasto Wardoyo, Kulonprogo telah menunjukkan bahwa kemandirian ekonomi dan nasionalisme bisa diwujudkan melalui kebijakan yang berpihak pada masyarakat lokal.

Hasto Wardoyo, yang menjabat Bupati sejak 2011, telah menjalankan berbagai kebijakan yang mendorong perekonomian lokal tanpa banyak publikasi.

Dengan gerakan "Bela dan Beli Kulonprogo," ia telah menginspirasi warganya untuk keluar dari kemiskinan dengan kekuatan mereka sendiri.

BACA JUGA:Lima Gangguan Kesehatan Umum yang Menyerang pada Usia 50 Tahun

Salah satu kebijakan yang signifikan adalah mewajibkan para pelajar dan PNS di Kulonprogo mengenakan seragam batik geblek renteng, batik khas Kulonprogo, pada hari tertentu.

Dengan adanya sekitar 80.000 pelajar dan 8.000 PNS, kebijakan ini berhasil mendongkrak industri batik lokal.

Sentra kerajinan batik di Kulonprogo tumbuh dari hanya dua menjadi sekitar 50.

Ini membuat sekitar seribu perajin batik yang biasanya bekerja di Yogyakarta kini bisa bekerja di daerah sendiri.

Uang ratusan miliar rupiah dari usaha kecil ini berputar di Kulonprogo, memberi dampak positif pada perekonomian lokal.

Puryanto, seorang pengusaha batik di desa Ngentarejo, melaporkan bahwa omzetnya meningkat hingga 500 persen berkat kebijakan ini.

Selain mendukung industri batik, Hasto juga fokus pada kesejahteraan petani lokal.

BACA JUGA:Lava Mobiles Rilis Ponsel Terbaru Lava Yuva 5G dengan Harga di Bawah Rp 2 Juta

Ia mewajibkan setiap PNS membeli beras produksi petani Kulonprogo sebanyak 10 kg per bulan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: