Mengulik Perayaan Hari Raya Waisak di China: Memandikan Patung Buddha

Mengulik Perayaan Hari Raya Waisak di China: Memandikan Patung Buddha

Istimewa/internet--

RAKYATEMPATLAWANG.DISWAY.ID - Hari Raya Waisak merupakan salah satu hari suci terpenting bagi umat Buddha di seluruh dunia.

Perayaan ini memperingati Tri Suci Waisak, yang mencakup tiga peristiwa signifikan dalam kehidupan Siddharta Gautama, yaitu kelahiran, pencerahan, dan kematiannya.

Pada tahun ini, Hari Raya Waisak 2568 Buddhist Era (BE) jatuh pada tanggal 23 Mei 2024.

China, dengan populasi Buddha terbesar di dunia, merayakan Waisak dengan penuh kemeriahan dan berbagai tradisi yang khas.

BACA JUGA:Meluapnya Bantaran Sungai Dilanda Banjir Desa Talang Padang Polsek Aktif Dalam Penanggulangan

Salah satu ritual utama yang dilakukan oleh umat Buddha di China pada Hari Lahir Buddha adalah Yufojie, atau ritual memandikan patung Buddha.

Ritual ini memiliki makna mendalam bagi umat Buddha karena melambangkan pembersihan pikiran dari pengaruh negatif dan permulaan hidup yang baru.

Air wangi yang digunakan untuk memandikan patung Buddha telah diberkati, dan proses ini dilakukan dengan penuh khidmat dan penghormatan.

Selain ritual Yufojie, umat Buddha di China juga melakukan berbagai kegiatan lain untuk merayakan Waisak.

BACA JUGA:Bripda Suci Mutiara Imelda Personel Polres Empat Lawang Raih Prestasi di Kejuaraan Pencak Silat Nasional

Mereka menyalakan dupa sebagai tanda penghormatan dan memberikan persembahan di kuil.

Persembahan ini sering kali berupa bunga, makanan, dan lilin, yang semuanya memiliki makna simbolis dalam tradisi Buddha.

Bunga melambangkan kesementaraan dan keindahan hidup, makanan menunjukkan rasa syukur dan berbagi, sedangkan lilin melambangkan pencerahan dan cahaya kebijaksanaan.

Salah satu tradisi unik lainnya yang dilakukan oleh umat Buddha di China selama Waisak adalah melepaskan burung yang dikurung.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: