Mengulik Tugu Jogja: Simbol Kebanggaan dan Landmark Kota Yogyakarta

RAKYATEMPATLAWANG.DISWAY.ID - Tugu Jogja, sebuah monumen yang tidak dapat dilewatkan ketika berada di Yogyakarta, menjadi simbol kebanggaan bagi warga setempat dan menjadi landmark penting bagi kota ini.

Terletak hanya beberapa langkah dari Stasiun Yogyakarta, tugu ini tidak hanya menjadi ikon sejarah, tetapi juga pusat kegiatan dan kehidupan sosial masyarakat setempat.

Tugu Jogja, yang dikenal juga dengan nama Tugu Pal atau Tugu Golong Gilig, memiliki sejarah yang kaya dan inspiratif.

Monumen ini dibangun pada tahun 1755 oleh Sultan Hamengkubuwono I, pendiri Kesultanan Yogyakarta, sebagai tanda peringatan akan perpindahan pusat pemerintahan dari Kota Kota Gede ke Yogyakarta.

BACA JUGA:Catat, 6 Rekomendasi Tempat Wisata Dekat Stasiun Tugu Jogja

Dengan arsitektur yang menggambarkan keagungan dan kekuasaan Kesultanan Yogyakarta pada masa itu, Tugu Jogja menjadi saksi bisu dari berbagai peristiwa sejarah yang melintasi waktu.

Selain sebagai landmark fisik, Tugu Jogja juga menjadi simbol kultural yang mendalam dan identitas lokal bagi masyarakat Yogyakarta.

Ia tidak hanya mewakili kejayaan masa lalu, tetapi juga memperkuat rasa solidaritas dan kebanggaan akan warisan budaya yang kaya.

Setiap detik, ribuan mata memandangnya dengan rasa hormat dan kekaguman, menyatu dalam kesadaran kolektif akan pentingnya melestarikan sejarah dan tradisi.

BACA JUGA:Misteri di Balik Pesona Pantai Bajul Mati Malang: Memahami Asal-Usul Nama dan Legenda Gaib

Tugu Jogja bukan hanya sebuah monumen yang megah, tetapi juga menjadi pusat kegiatan sosial dan budaya yang hidup.

Setiap hari, pengunjung dari berbagai kalangan memadati area sekitarnya, mengadakan pertemuan, berfoto bersama, atau sekadar menikmati indahnya pemandangan sekitar.

Terutama pada malam hari, tugu ini menjadi tempat berkumpulnya masyarakat, yang diselimuti cahaya gemerlap lampu, musik jalanan, dan aroma makanan khas Yogyakarta.

Sebagai salah satu peninggalan bersejarah, Tugu Jogja memiliki nilai yang tak ternilai bagi masyarakat Yogyakarta dan Indonesia pada umumnya.

Sumber: