Mitos Lemukih: Ngaben Tanpa Api

Mitos Lemukih: Ngaben Tanpa Api

Proses Ngaben--

RAKYATEMPATLAWANG.DISWAY.ID-

Di balik hamparan pemandangan indah Desa Lemukih, tersembunyi mitos yang kental dalam kehidupan masyarakatnya.

Salah satu mitos yang masih dipegang teguh hingga kini adalah larangan membakar mayat saat upacara Ngaben.

Desa Lemukih, terletak di Kecamatan Sawan, Kabupaten Buleleng, bukan hanya sebuah tempat, melainkan juga sebuah kisah hidup yang terus diperdengarkan dari generasi ke generasi.

Mitos ini menjadi salah satu pilar kepercayaan masyarakat Lemukih yang telah tertanam kuat dalam kebudayaan dan tradisi mereka.

BACA JUGA:Mengungkap Kekuatan Kebudayaan: Ritual Hahonim Horja Masyarakat Batak Toba

Meskipun tidak ada catatan tertulis yang menyebutkan tentang mitos ini, namun keberadaannya dapat dilihat dari pengamalan dan kepatuhan masyarakat terhadap larangan tersebut.

Dalam pandangan masyarakat Lemukih, Ngaben bukanlah sekadar upacara pemakaman biasa.

Ia merupakan sebuah ritual sakral yang dipenuhi dengan makna dan simbolisme mendalam.

Di dalamnya terkandung penghormatan terhadap almarhum, penghormatan terhadap alam, dan sebuah perjalanan spiritual bagi roh yang meninggalkan jagat ini.

BACA JUGA:Kepercayaan Masyarakat Batak Toba Terhadap Sigomoang: Mitos atau Kenyataan?

Mengapa ada larangan membakar mayat saat Ngaben? Jawabannya mungkin hanya dimengerti oleh nenek moyang mereka yang telah mewariskan kepercayaan ini.

Bagi masyarakat Lemukih, tindakan membakar mayat saat Ngaben dianggap melanggar kesucian prosesi tersebut.

Mungkin ada keyakinan bahwa api dapat mengganggu perjalanan spiritual roh yang sedang menuju alam lain.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: