Suzuki Fokus Garap Kendaraan Ramah Lingkungan: Meninggalkan Mesin Bensin Konvensional dan Diesel

RAKYATEMPATLAWANG.DISWAY.ID - Suzuki Indonesia telah menegaskan fokusnya untuk menggarap kendaraan ramah lingkungan dengan meninggalkan secara perlahan mesin bensin konvensional dan diesel.

PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) saat ini mengarahkan upayanya pada pengembangan kendaraan hybrid.

Menurut Joshi Prasetya, Dept. Head Strategic Planning PT SIS, kontribusi Suzuki terhadap isu lingkungan terutama diprioritaskan melalui produksi kendaraan hybrid.

BACA JUGA:Begini Tips Mengemudi di Tanjakan Mntuk Mobil Manual dan Matic: Tanpa Panik!

"Hal ini sejalan dengan target Pemerintah yang dituangkan dalam COP 21 dan COP 26 mengenai pengurangan emisi gas buang dan pencapaian net zero emission," katanya.

"Sejak tahun 2022, Suzuki telah memproduksi kendaraan roda empat dengan teknologi SHVS (Smart Hybrid Vehicle by Suzuki), yang mampu mengurangi emisi gas buang," sambungnya.

"Di samping itu, Suzuki juga konsisten dalam memproduksi sepeda motor dengan teknologi Suzuki Eco Performance (SEP), serta mesin tempel kapal berjenis 4-stroke yang berfungsi meminimalisir emisi," terangnya.

BACA JUGA:Misteri Kota Saranjana: Jejak Alam Jin yang Penuh Fasilitas, Begini kata Ust Muhammad Faizar

Upaya ini mendapat sambutan positif dari masyarakat Indonesia, terbukti dari penjualan kendaraan hybrid Suzuki yang mencatatkan angka penjualan yang mengesankan.

All New Ertiga Hybrid, New XL7 Hybrid, dan Grand Vitara berhasil mencatatkan angka penjualan mencapai 13.557 unit sepanjang tahun 2023, dari total penjualan passenger car sebanyak 37.853 unit.

Peningkatan minat pelanggan terhadap motor matic juga tercatat signifikan, dengan peningkatan hingga 61% sepanjang tahun 2023. 

BACA JUGA:Mitos Orang Bunian Jambi, Makhluk Pendek Berkaki Terbalik Penghuni Gunung Kerinci

Motor matik Suzuki saat ini telah mengaplikasikan teknologi Suzuki Eco Performance (SEP) untuk efisiensi penggunaan bensin dan pengurangan emisi gas buang.

Suzuki juga terus mengkampanyekan penggunaan mesin tempel kapal berjenis 4-stroke, yang mampu mengurangi emisi hingga 50% dibandingkan dengan jenis 2-stroke.

Sumber: