Keripik Gadung Asli Made, Keunikan Dilestarikan di Kudu Jombang

JOMBANG, RAKYATEMPATLAWANG.DISWAY.ID - Meskipun terdapat berbagai interpretasi tentang Goa Made, salah satu interpretasi yang paling kental adalah fungsinya sebagai bunker atau lorong persembunyian, khususnya bagi petinggi kerajaan pada masa perang.

Pendapat ini disampaikan oleh Arkeolog Museum dan Cagar Budaya Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Wicaksono Dwi Nugroho.

Goa Made dianggap sebagai bunker khusus yang digunakan oleh para pemimpin pada masa konflik.

BACA JUGA:Pj Gubernur Minta Peningkatan Infrastruktur Drainase

"Struktur goa yang memiliki tinggi sekitar 1,5 meter membuat situs ini dapat dimasuki manusia. Meskipun tidak memiliki mata air besar, ketinggian air hanya setinggi mata kaki," jelasnya.

Wicaksono menambahkan bahwa di Situs Goa Made, banyak temuan tembikar dan porselin kuno, terutama porselin mewah dari Dinasti Tang pada abad ke-10 hingga ke-11.

Temuan ini mengindikasikan adanya bangunan permukiman di atas Goa Made, diduga terbuat dari bahan organik atau kayu.

BACA JUGA:Forum Guru Literasi Sumsel Siap Gelar Acara Peningkatan Minat Baca

Susi Wijayanti, seorang warga yang membuat keripik gadung, menjelaskan bahwa proses pembuatan keripik gadung dimulai dengan mengupas dan mencuci bersih umbi gadung.

Umbi gadung kemudian diiris tipis dan dicampur dengan abu bayam. Setelah itu, dilakukan penjemuran di bawah sinar matahari selama sehari.

"Irisan keripik gadung kemudian direndam selama dua hari dua malam setelah dijemur, dicuci hingga warnanya keputihan dan tidak berbusa," ujar Susi.

BACA JUGA:Maksimalkan Dana CSR Demi Kesuksesan Porprov XV 2025

Keripik gadung dalam bentuk krecek mentah kemudian dijemur lagi selama dua hari untuk menjaga keawetan.

Pemdes Made berperan aktif dalam mendukung produksi keripik gadung, memberikan pelatihan khusus, bantuan alat produksi, dan ikut berperan dalam pengemasan.

Sumber: