Fenomena Hujan Darah di Inggris, Debu Sahara dan Kaitannya dengan Hujan Berwarna Merah

Debu ini, yang awalnya terbentuk di gurun yang gersang, adalah bagian dari proses alam yang luar biasa.

Prosesnya dimulai ketika angin kencang membawa pasir dan sedimen organik lainnya dari Sahara, kemudian melemparkannya ke stratosfer, lapisan atmosfer yang lebih tinggi, dari mana debu ini menyebar ke lokasi yang jauh, termasuk Eropa.

BACA JUGA:Fenomena Hujan Darah dalam Perspektif Al-Quran, Hujan Katak dan Hujan Darah, Kisah dalam Al-Quran

Ilmuwan cuaca senior, Mark Parrington, mengatakan bahwa debu ini mungkin akan bercampur dengan hujan ketika mencapai Inggris, dan sebagai akibatnya, mungkin ada sisa debu yang menutupi permukaan.

Sebelumnya, debu dari gurun Sahara sudah memerahkan beberapa wilayah di Eropa, menyebabkan jendela dan kendaraan terkena lapisan debu merah.

Copernicus Atmosphere Monitoring Service (CAMS) telah memantau fenomena ini dengan cermat.

BACA JUGA:Cerita Rakyat Kalimantan Selatan: Legenda Ular Dandaung dan Putri Raja

Mereka menyebutkan bahwa debu kali ini cukup padat, sehingga mampu mengurangi paparan cahaya matahari ke permukaan Bumi.

Selain itu, konsentrasi tinggi debu atau partikel berwarna merah ini, ketika bercampur dengan hujan, dapat menghasilkan hujan berwarna merah yang unik.

Fenomena seperti ini, meskipun langka, bukanlah sesuatu yang belum pernah terjadi sebelumnya.

BACA JUGA:Cerita Rakyat Donggala, Asal-usul Pohon Sagu dan Palem

Debu dari Sahara yang terbawa angin telah mempengaruhi berbagai wilayah Eropa dan Mediterania dalam beberapa waktu terakhir. 

Bahkan langit di beberapa kota Spanyol, termasuk Madrid, pernah berwarna merah akibat debu ini.

Dalam kesimpulannya, fenomena Hujan Darah yang akan terjadi di Inggris pada pekan ini merupakan hasil dari perjalanan debu Sahara yang luar biasa jauh dan dapat mengubah warna hujan menjadi merah.

BACA JUGA:Kisah Putri Aji Bedarah Putih, Legenda Asal-usul Danau Lipan

Sumber: