Sejarah Nusantara Yang Disembunyikan, Portugis Sudah Masuk Dalam Peta Orang Jawa

Sejarah Nusantara Yang Disembunyikan, Portugis Sudah Masuk Dalam Peta Orang Jawa

Sejarah Nusantara Yang Disembunyikan, Portugis Sudah Masuk Dalam Peta Orang Jawa-ist / internet-

BACA JUGA:Disorot Media Asing, Gunung Padang Di Incar Peneliti Internasional

Mereka melihat orang-orang berkulit coklat yang mengatakan bahwa mereka berasal dari Jawa dengan kapal-kapal yang tidak hanya satu buah orang Jawa telah sampai ke Tanjung Harapan yang merupakan pusat transaksi saat itu.

Ketika para pelaut Portugis sampai di Indonesia mereka banyak melihat kapal-kapal yang pernah mereka lihat di Tanjung Harapan.

Apa kapal orang Jawa saat itu begitu besar dan kuat bahasa Melayu menyebutnya sebagai Jong orang Jawa menyebutnya sebagai Jung dan orang Portugis menyebutnya sebagai Junko pedagang Italia yaitu Giovanni da Empoli dalam surat-suratnya menuliskan bahwa di tanah Jawa Jung tidak berbeda dibanding benteng karena memiliki tiga dan empat lapis.

BACA JUGA:Penertiban APK Menjelang Pemilu 2024, Ini Langkah Bawaslu Empat Lawang

Papan satu di atas yang lain yang tidak dapat dirusak dengan artileri mereka berlayar bersama dengan wanita anak-anak dan keluarga mereka dan semua orang menjaga kamarnya sendiri besarnya kapal Jung Jawa sekitar empat sampai lima kali kapal Florida lamar yaitu kapal Portugis terbesar pada tahun 1513.

Ke kaisaran Cina mengizinkan semua kapal berlabuh di pelabuhan pelabuhannya kecuali kapal Jung Jawa karena besar dan kuatnya kapal itu dikatakan juga bahwa kapal Jung Jawa berlaku dapat menaklukkan sebuah kota bahkan satu buah kapal Jung Jawa dapat menghabisi 20 kapal John Cena dari kapal Jung Jawa keceran China terinspirasi membuatnya.

Walaupun tidak sebaik dari kapal Jung Jawa Indonesia dikatakan sebagai pelaut yang tangguh karena memang Medan yang dihadapi adalah lautan untuk dapat pergi ke pulau lainnya.

BACA JUGA:Aturan Terbaru OJK, Bank Wajib Mematuhi Ketentuan dalam Pergantian Dirut

Orang-orang Indonesia harus berlayar melewati ombak lautan sehingga orang-orang Indonesia memang terbiasa dengan dahsyatnya ombak laut bahkan suku Bajo yang merupakan salah satu armada laut Sriwijaya dikatakan sebagai suku yang tidak pernah mendarat jika pun mendarat itu mereka lakukan untuk berinteraksi dengan suku-suku lainnya.

Dari penjelasan tersebut maka kita sebagai orang Indonesia harus bangga karena nenek moyang kita merupakan pelaut-pelaut hebat namun saat ini kapal-kapal kita tidak sebesar dan setangguh dhahuru Anthony Reid berpendapat bahwa kegagalan patiunus ka baos pengaruh yang besar bagi hilangnya kapal-kapal besar dari galangan galangan kapal di pesisir utara Jawa,

Bergesernya kekuasaan Mataram ke pedalaman adalah salah satu yang membuat galangan galangan kapal yang tersebar di pesisir ditinggalkan salah satu pukulan terbesar adalah saat penguasa Mataram menghancurkan sendiri kota-kota pesisir yang menyimpan peninggalan-peninggalan kalangan.

BACA JUGA:Misteri Trisula Jalan Cadas Pangeran Penyangga dari Tiga Siluman

Selain itu perintah Amangkurat 1 pada tahun 1655 yang dicatat oleh Rendra F Kurniawan sebagai kebijakan Represif Mataram yang paling memukul kota-kota pesisir perintah Amangkurat 1 untuk menutup pelabuhan dan menghancurkan kapal-kapal agar tidak memicu pemberontakan,

Membuat murahnya lapisan ahli-ahli pembuat kapal yang sejak Masa Demak sendiri sudah tinggal sisa-sisanya kondisi itu semakin diperburuk ketika VOC mulai menguasai pelabuhan-pelabuhan pesisir di pertengahan abad ke-18.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: