KA Gajayana, Keindahan Perjalanan Kereta Api Terpanjang di Pulau Jawa dan Kisah Kereta Berjalan Tanpa Masinis

BACA JUGA:Tentang Gunung Raung, Misteri dan Lokasi Tersembunyi Ritual Pesugihan di Pohon Pondok Mayit

Selama perjalanan yang cukup lama, penumpang dapat menikmati waktu makan dengan berbagai pilihan menu yang ditawarkan oleh KA Gajayana. 

Daftar menu disediakan di kursi penumpang, dan makanan dapat dipesan di restorasi atau melalui pramugari/pramugara yang ada di kereta. 

Bahkan, pemesanan dapat dilakukan melalui pesan singkat atau WhatsApp.

KA Gajayana juga menawarkan kelas Luxury dengan kapasitas 26 tempat duduk. 

BACA JUGA:Penguasa Laut Selatan Indonesia, Sosok Selain Nyi Roro Kidul

Gerbong kelas Luxury ini dilengkapi dengan kursi yang dapat direbahkan hingga 140 derajat secara elektrik, kursi yang dapat diputar 180 derajat, sandaran kaki elektrik, televisi, USB charging power source, foldable food tray, bantal, selimut, handuk wajah, train attendance button, lampu baca, dan fasilitas kenyamanan lainnya. 

Penumpang juga disediakan makanan berat, minuman, makanan penutup, dan bahkan minibar dengan minuman dan snack sepuasnya.

Perjalanan KA Gajayana memberhentikan di beberapa stasiun, termasuk Stasiun Malang, Malang Kotalama (hanya KA 42, ke arah timur), Kepanjen, Wlingi, Blitar, Tulungagung, Kediri, Kertosono, Madiun, Solo Balapan, Yogyakarta, Kutoarjo, Kebumen (hanya KA 42, ke arah timur), Gombong (hanya KA 42, ke arah timur), Purwokerto, Cirebon, Jatinegara (hanya KA 41, ke arah barat), dan berakhir di Stasiun Gambir.

Dengan kenyamanan, fasilitas canggih, dan pilihan kelas yang beragam, perjalanan dengan KA Gajayana adalah pengalaman yang tak terlupakan bagi para penumpang yang ingin menjelajahi keindahan Pulau Jawa.

BACA JUGA:Realme C53 NFC, Ponsel Terjangkau dengan Layar Mini Capsule dan Fitur Canggih

Kisah Mistis Kereta Api Gajayana Berjalan Tanpa Masinis

Kereta api telah lama menjadi pilihan favorit sebagai angkutan umum bagi banyak orang. Keunggulan seperti kemampuan menghindari kemacetan lalu lintas dan kapasitas yang besar membuatnya diminati, terutama di Indonesia yang penduduknya terus bertambah. 

Meski demikian, mengelola rute dan mengendalikan kereta ini bukanlah tugas yang mudah. 

Diperlukan tingkat ketelitian dan kecermatan yang luar biasa, mengingat kesalahan kecil dalam koordinasi bisa berakibat fatal.

Sumber: