Wanita Suku Mosuo Bebas Melakukan Hubungan dengan Pria yang Disukai
Suku Mosuo.--
Pria yang memasuki hubungan Walking Marriage biasanya mengunjungi rumah pasangannya di malam hari, dan anak-anak yang lahir dari hubungan ini akan tinggal bersama ibu mereka dalam rumah keluarga matrilinial.
Kebebasan dalam Pilihan Pasangan
Satu aspek yang menonjol dalam Walking Marriage adalah kebebasan yang diberikan kepada pria dan wanita untuk memilih pasangan mereka sendiri.
Pasangan dapat berubah seiring waktu, dan tidak ada tekanan sosial atau hukuman yang diberikan untuk memaksa pasangan tetap bersama jika mereka tidak lagi merasa cocok.
BACA JUGA:Aneh Tapi Nyata! Tradisi Pernikahan Sedarah Suku Polahi di Hutan Gorontalo
Hal ini menciptakan suasana yang lebih santai dalam hubungan cinta dan seksualitas.
Keharmonisan dan Hubungan yang Didasarkan pada Keinginan Bersama
Penting untuk dicatat bahwa sistem Walking Marriage didasarkan pada prinsip keharmonisan dan keinginan bersama.
Pasangan berkumpul karena ada ketertarikan dan keterbukaan antara keduanya.
BACA JUGA:Aneh dan Tak Biasa, Tradisi Unik Desa Kamchatka: 'Menghidangkan Istri' Kepada Tamu
Ini menciptakan hubungan yang lebih sederhana dan tidak terbebani oleh ekspektasi konvensional pernikahan formal.
Tantangan dan Perubahan dalam Modernitas
Meskipun tradisi Walking Marriage telah bertahan selama berabad-abad, pengaruh modernisasi dan pariwisata telah mempengaruhi masyarakat Mosuo.
Beberapa anggota masyarakat mulai menerima konsep pernikahan formal yang diimpor dari luar, tetapi banyak yang masih mempertahankan tradisi mereka sebagai bagian penting dari identitas budaya mereka.
BACA JUGA:Suku Mosuo: Masyarakat Matrilineal di Dataran Tinggi Tiongkok
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: